Nikah di Goa, Maharnya Belalang Goreng

Nikah di Goa, Maharnya Belalang Goreng

KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL–Nikah di KUA, itu biasa. Nikah di hotel juga tidak ada yang istimewa. Namun, kalau menggelar hajatan pernikahan di dalam goa, bahkan maharnya satu toples belalang goreng, ini yang istimewa dan luar biasa.

Nikah unik dan sekaligus uji nyali ini, dilakukan dua pasang pengantin asal Sleman dan Bantul. Pasangan pertama, Yudi Nuryanto (29) asal Wukirsari Cangkringan Sleman dengan pasangannya Arismawati (48) warga Pakembinangun Sleman. Sedang pasangan ke dua, Rumadi (36) warga Ringinharjo, Bantul dengan Rika (37) warga Ringinharjo, Bantul.

Dua pasangan pengantin ini mengikat janji suci di mulut Goa Ngingrong wilayah Kalurahan Mulo Kapanewon Wonosari, yang merupakan salah satu geosite di Gunungkidul yang populer menjadi destinasi wisata.

Pernikahan dua pasang pengantin ini dikemas oleh Forum Ta'aruf (Fortais) Indonesia dan Nikah Bareng Nasional dengan tajuk Nikah Unik di Goa Cinta “Incredible of Nature”.

Ketua Fortais, RM Ryan Budi Nuryanto menyatakan, nikah bareng yang diikuti dua pasang ini dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan. Selain itu, acara yang tergolong unik ini, untuk lebih mengenalkan destinasi wisata Goa Ngingrong, geosite yang diakui Unesco sebagai geopark warisan dunia.

“Pernikahan ini, semuanya kami fasilitasi. Mulai biaya pernikahan termasuk maharnya berupa seperangkat alat sholat dan satu toples belalang goreng untuk setiap pasang,” kata Ryan usai acara, Selasa (29/3/2022).

Pasangan pengantin menanam kelapa di kawasan Goa Ngingrong Kalurahan Mulo Kapanewon Wonosari, Gunungkidul, Selasa (29/3/2022). (sutaryono/koranbernas.id)

Belalang goreng menjadi mahar bukan tanpa alasan. Sebab, kuliner tersebut merupakan salah satu kuliner khas Gunungkidul. “Harapannya, kuliner belalang goreng juga semakin dikenal. Kami ingin ikut mengangkat kuliner khas ini,” tandas Ryan.

Ditambahkan, karena sangat banyak destinasi wisata dengan panorama menawan, sudah saatnya Yogyakarta termasuk Gunungkidul menjadi wedding destination. Seperti halnya Bali.

Prosesi pernikahan dilengkapi beberapa rangkaian acara. Di antaranya penanaman bibit kelapa. Tak hanya itu, calon pengantin pria, salah satu pasangan saat prosesi penyerahan bunga, harus meluncur menggunakan flying fox.

Agenda selanjutnya, sebelum melangsungkan ijab kabul yang dipimpin oleh Kepala KUA Wonosari, Harsono, S.Ag, calon pengantin harus menuruni lembah Goa Ngingrong sedalam 70-an meter.

Salah satu mempelai, Arismawati mengaku bahagia dengan pernikahannya yang kedua kali ini. Wanita yang telah memiliki dua orang cucu ini merasa sangat bersyukur dengan adanya acara ini.

“Alhamdulillah bisa terlaksana. Meski terpaut 19 tahun usia kami. Namun cinta dan kasih sayang yang menyatukan dan semoga bahagia dan sejahtera. Sakinah mawadah warahmah,” tuturnya.

Panewu Wonosari, Siswanto yang juga ikut menyaksikan kegiatan ini berharap pernikahan ini akan meninggalkan kenangan kuat bagi pesertanya. Terutama menjadi kenangan unik yang bisa diceritakan ke kerabat hingga masyarakat. Ia juga berharap, meski saat ini masih pandemi Covid-19, sektor wisata Gunungkidul bisa kembali pulih. (*)