Mi Ayam Seporsi Wajan, Hanya Ada di Bantul

Mi Ayam Seporsi Wajan, Hanya Ada di Bantul

KORANBERNAS.ID -- Selama ini orang mengenal wajan sebagai alat masak untuk menggoreng atau membuat sayur. Namun apa jadinya jika wajan itu dijadikan tempat makan mi ayam?

Nah, itulah sensasi yang akan didapatkan pengunjung saat membeli mie ayam di tempat usaha milik Budiwati. Warung mi ayam yang dibuka sejak enam bulan silam ini lokasinya juga mudah dijangkau. Dari Kandang Menjangan ke arah selatan sekitar 100 meter dan kemudian menuju lapangan ke timur sekitar 50 meter.

Buka mulai pukul 10:00 – 20:00, pembeli akan disuguhkan mi ayam yang kental akan bumbu rempah disajikan dalam wajan sebagai tempat makan laksana sebuah mangkok.

Kepada koranbernas.id, Kamis (19/12/2019) sore, wanita berusia 40 tahun itu mengatakan untuk kuah mi memang diberi tambahan bumbu rempah sehingga rasanya lebih lezat dan gurih.

“Saya memilih tempat mi ayam dengan wajan karena unik berbeda dengan tempat lain. Selain juga dengan wajan menjaga panas mi ayam lebih lama," katanya.

Selain itu dengan wajan juga lebih awet alias tidak pecah seperti bila menggunakan mangkok. Untuk wajan, tentu saja wajan dengan ukuran kecil yang dibelinya dengan harga Rp 8.000 di pasar tradisional.

Menurut Wati, ternyata respon masyarakat terhadap kehadiran mi ayam wajan tersebut sangat bagus. Awalnya membuka usaha di depan rumahnya,dikelola dirinya dan keluarga habis 100 mangkok setiap hari.

Semakin hari penggemar mi ayam dengan kuah bumbu rempah yang kuat itu semakin banyak. Di hari biasa Wati bisa menjual 200 porsi, sedangkan di akhir pekan atau liburan bisa menjual 400 hingga 500 porsi.

Harga jualnya mulai Rp 8.000 untuk mi ayam biasa hingga satu porsi Rp 12.000 dan Rp 14.000 untuk mi ayam cakar ataupun mi ayam bakso. Dan kini untuk melayani pembeli yang bukan saja datang dari Bantul,Wati dibantu 6 orang karyawan.

"Saya membuka usaha ini setelah sebelumnya saya pernah bekerja di tempat teman saya di Jakarta. Saya dapat ilmu dan kemudian saya kembangkan disini," tutur Budiwati.

Kuliner mi ayam buatannya juga diinovasi dengan wadah wajan dan kuah bumbu rempah berbeda dengan kuah mi ayam yang biasanya kuah bening. Kunci dalam membuat mi ayam yang istimewa ini, semua menggunakan bahan alami termasuk mi basahnya, bumbu dan ayam yang digunakan serta tidak menggunakan vetsin tetapi diganti ekstrak jamur sebagai penyedapnya.

Salah satu pembeli Saptoto warga Gendingan,Kota Jogja mengaku baru pertama ke tempat tersebut karena diajak temannya.

"Rasanya lebih lezat karena kuahnya kental bumbu rempah. Wadahnya juga unik,bisa untuk selfie. Sangat menarik," ujarnya. (ros)