Masih Ada Sikap Resisten Pengelola Wisata di Kebumen terhadap Investor

Masih Ada Sikap Resisten Pengelola Wisata di Kebumen terhadap Investor

KORANBERNAS.ID -- Masih ada pengelola wisata di Kabupaten Kebumen yang resisten dengan masuknya investasi di tempat wisata yang dikelola warga. Hal ini yang menghambat pengembangan tempat wisata menjadi representatif. Pengembangan sarana dan prasarana sulit dibangun karena sikap resisten itu.

Masalah itu diungkapkan Kepala Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata Kebumen, Azam Fatoni SH,MSI, pada workshop atas dua hasil penelitian anggota Dewan Riset Daerah (DRD) Kebumen, Kamis (28/11/2019).

Dua riset yang dipaparkan itu adalah “Kesiapan Kabupaten Kebumen dalam Menangkap Peluang Keberadaan Bandara Yogyakarta International Airport“ oleh Dra Sri Winarti MH dan riset “Edukasi Pengelolaan Sampah di Kabumen Kebumen“ oleh Salim Wazdy SPd.MPdi.

Azam Fatoni mengungkapkan, wisata Pantai Menganti di Kecamatan Ayah, Kebumen diminati investor untuk pengembangan sarana dan prasarana wisata. Ada yang berminat membangun hotel dan kelengkapan sarananya. Karena pengelola masih resisten, khawatir pendapatannya hilang setelah ada investor, menjadi hambatan investor masuk ke sana.

“Investor tidak akan mengganggu sumber pendapatan pengelola. Tiket masuk masih menjadi hak pengelola sekarang,“ kata Azam.

Pemahaman semacam itu belum mengubah sikap resisten. Padahal jika dikembangkan sarana dan prasarana wisatanya, pengunjung akan lebih meningkat. Hal ini yang diuntungkan pengelola wisata sekarang.

Oyek wisata yang lahanya milik Perhutani, dikelola msyarakat setempat, sudah pernah dikunjungi Rini M Sumarno ketika menjadi Menteri Negara BUMN. Karena sikap resisten itu, investor belum masuk ke sana. Sementara anggaran yang bersumber dari pemerintah, tidak memungkinkan. Karena peraturan perundangan tidak membolehkan membangun sarana dan prasarana wisata, diberikan kepada swasta.

Sekretaris Badan Pendapatan Daerah Kebumen, Hj Wahyu Siswanti SE Msi, mengatakan ketika menjadi Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kebumen pihaknya sudah berkomunikasi dengan salah satu direksi PT Angkasa Pura I selaku pengelola Bandara YIA (Yogyakarta International Airpot). Ada sinyal positif untuk perluasan promosi wisata dan produk UKM Kebumen di Bandara YIA.

Persoalanya, tempat pemasaran produk makanan dan industri rumah tangga khas Kebumen di area non komersial, lokasinya kurang strategis. Sementara di area komersial biaya sewa tempat usahanya tidak menguntungkan pengusaha UKM.

Kabupaten Kebumen meskipun tidak masuk ring satu dan dua pengembangan ekonomi regional dampak dari Bandara YIA, bisa memanfaatkan peluang kunjungan wisatawan asing ke obyek wisata. Pemkab Pacitan yang sudah lebih awal menangkap peluang itu. “Jumlah kunjungan wisatawan manca negara di Pacitan meningkat 75 persen setelah ada YIA,“ kata Wahyu Siswanti. (eru)