Kereta Jarak Jauh Stabil, Jumlah Penumpang KRL Commuter Meledak

Pertumbuhan eksponensial pada KRL Commuterline jelas menunjukkan perubahan preferensi dan kebutuhan mobilitas harian di kawasan aglomerasi Yogyakarta-Solo

Kereta Jarak Jauh Stabil, Jumlah Penumpang KRL Commuter Meledak
Penumpang sedang bersiap menaiki KA di Stasiun Lempuyangan Yogyakarta. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Stasiun Lempuyangan, jantung denyut nadi mobilitas Yogyakarta, menyuguhkan kisah menarik di awal tahun 2025. Data teranyar dari KAI Daop 6 Yogyakarta memperlihatkan dua tren yang kontras namun sama-sama signifikan: pertumbuhan moderat pada kereta api jarak jauh berbanding ledakan penumpang KRL Commuterline.

Selama Triwulan I 2025, Stasiun Lempuyangan mencatat pergerakan 681.523 penumpang kereta api jarak jauh. Angka ini menunjukkan kenaikan yang stabil sebesar 0,7% dibandingkan 676.777 penumpang pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, sorotan utama tertuju pada layanan KRL Commuterline Yogyakarta–Palur PP yang mencatatkan lonjakan fantastis sebesar 17,2%, dengan total 282.684 penumpang berbanding 241.513 pada Triwulan I 2024.

Manager Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Feni Novida Saragih, melihat dinamika ini sebagai cerminan perubahan pola mobilitas masyarakat.

Kenaikan tipis pada KA jarak jauh mengindikasikan peran stasiun Lempuyangan yang tetap krusial untuk perjalanan antarkota. Namun, pertumbuhan eksponensial pada KRL Commuterline jelas menunjukkan perubahan preferensi dan kebutuhan mobilitas harian di kawasan aglomerasi Yogyakarta-Solo, ungkapnya.

Lebih jauh, perbandingan pertumbuhan dari tahun ke tahun semakin memperjelas tren ini. Pada Triwulan I 2024, pertumbuhan penumpang KA jarak jauh sempat melonjak tajam sebesar 26,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, di Triwulan I 2025, lajunya melambat drastis menjadi hanya 0,7%. Sebaliknya, KRL Commuterline terus menunjukkan tren peningkatan yang konsisten dan kuat, dengan pertumbuhan 17,2% di Triwulan I 2025, melanjutkan momentum positif dari tahun-tahun sebelumnya.

Penurunan signifikan pada pertumbuhan KA jarak jauh setelah lonjakan tahun lalu bisa jadi dipengaruhi oleh berbagai faktor situasional. Sementara itu, pertumbuhan stabil dan tinggi pada KRL mengindikasikan bahwa layanan ini semakin menjadi pilihan utama untuk mobilitas rutin, seperti perjalanan kerja dan pendidikan, analisis Feni.

Sebagai stasiun yang fokus melayani kelas ekonomi dan kereta lokal, Lempuyangan memiliki peran unik dalam menjangkau berbagai lapisan masyarakat. KA jarak jauh tetap menjadi penghubung vital Yogyakarta dengan kota-kota besar lainnya untuk berbagai keperluan.

Namun, KRL Commuterline kini menjelma menjadi urat nadi mobilitas harian di wilayah Yogyakarta dan Solo, menghubungkan pusat-pusat ekonomi, pendidikan, dan permukiman dengan tarif yang terjangkau dan waktu tempuh yang efisien.

Feni menambahkan, data ini semakin mengukuhkan bahwa KA jarak jauh dan KRL memiliki peran komplementer dalam ekosistem transportasi.

KA jarak jauh melayani kebutuhan perjalanan lintas kota, sementara KRL menjadi solusi andalan untuk mobilitas intra-aglomerasi,” jelasnya.

KAI Daop 6 Yogyakarta berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan kedua moda transportasi ini. Fokus untuk KA jarak jauh adalah peningkatan kenyamanan, ketepatan waktu, dan integrasi antarmoda. Sementara itu, pengembangan KRL difokuskan pada penambahan frekuensi, modernisasi fasilitas stasiun, dan integrasi dengan jaringan transportasi publik di wilayah perkotaan.

Kami melihat potensi besar dalam sinergi kedua layanan ini. KA jarak jauh akan terus menjadi pilihan utama untuk perjalanan antarkota yang efisien dan nyaman. Di sisi lain, KRL akan terus kami kembangkan sebagai tulang punggung mobilitas perkotaan yang andal, terjangkau, dan berkelanjutan,pungkas Feni. (*)