Kekeringan di Gunungkidul Masuk Status Darurat
BPBD menyiapkan bantuan air sejumlah 800 tangki, gratis.
KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL -- Bencana kekeringan yang dirasakan dampaknya oleh puluhan ribu warga Gunungkidul, kini memasuki status darurat.
Dengan kondisi ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar Apel Siaga Darurat Kekeringan yang digelar di Lapangan Kasatriyan Wonosari, Rabu (30/8/2023), diikuti berbagai personel gabungan.
Bertindak sebagai pembina apel, Bupati Gunungkidul Sunaryanta. Menurut bupati digelarnya apel sebagai bentuk komitmen bersama serta sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan personel maupun peralatan yang ada.
Selain itu, juga meningkatkan kerja sama lintas sektoral serta memantapkan keterpaduan pelaksanaan tugas kemanusiaan di bidang penanggulangan bencana, khususnya bencana kekeringan di wilayah Kabupaten Gunungkidul.
ARTIKEL LAINNYA: Pemkab Klaten Droping Air Bersih ke Desa-desa Terdampak Kemarau
"Untuk tahun 2023 ini kecukupan air di Gunungkidul ini sudah mencapai 89 persen," kata bupati saat ditemui seusai apel.
Bupati berpesan kepada masyarakat untuk tetap tenang dalam menghadapi kondisi saat ini, karena pemerintah bersama seluruh pihak sudah siap siaga untuk membantu warga.
Menanggapi status kebencanaan kekeringan, bupati menyampaikan salah satunya dengan menyiapkan SDM serta melibatkan seluruh lapisan baik dari Pemerintah maupun organisasi kemasyarakatan.
Kepala BPBD Gunungkidul Purwono menjelaskan untuk mengatasi bencana kekeringan ini BPBD telah menyiapkan droping air bersih kurang lebih sejumlah 800 tangki, yang akan dibagi gratis bagi warga yang kesulitan mendapatkan air bersih.
ARTIKEL LAINNYA: Bantuan Air Bersih Hanya untuk Kebutuhan Minum dan Makan
"Dari 800-an tangki baru terpakai kurang lebih setengahnya, dan kita juga telah menyiapkan dua kali lebih banyak dari tahun kemarin," jelasnya.
Purwono memperkirakan kemarau ini akan berlangsung hingga 30 September. Untuk korban kekeringan, saat ini mencapai 7.000 KK (Kepala Keluarga) di sebelas kapanewon. (*)