FSTVLST - The Adams Kolaborasi di Saemen Fest 2024

Persiapan untuk kolaborasi ini sangat singkat, hanya dua minggu.

FSTVLST - The Adams Kolaborasi di Saemen Fest 2024
Penampilan The Adams dan FSTVLST dalam Saemen Fest 2024 di Lapangan Parkir Mandala Krida. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)
FSTVLST - The Adams Kolaborasi di Saemen Fest 2024

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTASaemen Fest 2024 sukses mencatatkan dirinya sebagai salah satu festival musik paling berkesan akhir tahun ini, dengan kolaborasi spesial antara dua band legendaris Indonesia, FSTVLST dan The Adams.

Melalui aksi panggung yang menggebrak, kedua band itu tidak hanya tampil bersama, tetapi juga saling bertukar lagu, menciptakan momen yang tidak hanya menghibur tetapi juga historis bagi dunia musik tanah air.

Sirin Farid Stevy selaku vokalis FSTVLST mengungkapkan persiapan untuk kolaborasi ini sangat singkat, hanya dua minggu. Namun, kedekatan antara kedua band sudah terjalin jauh sebelumnya.

“Kami pertama kali bertemu pada 2002 melalui sebuah kegiatan komunitas desain. Dari sana, hubungan kami terus terjaga,” ujar Farid.

Meskipun hujan mengguyur sejak sore, ribuan penonton tetap memadati Lapangan Parkir Stadion Mandala Krida Yogyakarta, lokasi digelarnya festival. Semangat penggemar tetap menyala bahkan ketika hujan semakin deras menjelang malam.

Puncak acara

Penampilan FSTVLST dan The Adams menjadi puncak acara yang ditunggu-tunggu, dengan setlist yang berisi lagu-lagu andalan dari masing-masing band.

FSTVLST membawakan hits mereka di antaranya Hal-hal Ini Terjadi, Ayun Buai Zaman, Bersandar, Opus, Gas, Menantang Rasi Bintang dan Orang-orang di Kerumunan. Sedangkan The Adams membawakan Konservatif, Hanya Kau dan Halo Beni.

Kedua band bergantian membawakan lagu masing-masing dengan gaya berbeda namun tetap menyatu, menciptakan pengalaman baru yang tidak bisa ditemukan dalam penampilan reguler mereka. Keunikan lain adalah mereka bertukar font dalam menampilkan nama band mereka di latar panggung.

Kolaborasi ini menjadi bukti kekompakan mereka, sekaligus menyampaikan pesan bahwa musik tidak hanya soal genre, tetapi juga soal hubungan dan kreativitas.

“Walaupun waktu persiapannya sangat pendek, kami benar-benar memberikan yang terbaik untuk menciptakan momen spesial ini. Ini adalah selebrasi persahabatan dan semangat berkarya,” tambah Farid.

Energi panggung

The Adams, yang dikenal dengan harmoni vokal khasnya, juga mengapresiasi kerja sama ini. Mereka mengungkapkan kebanggaannya bisa tampil bersama FSTVLST, band yang dianggap memiliki energi panggung luar biasa dan lirik yang sarat makna.

Saemen Fest 2024 bukan sekadar festival musik biasa. Dengan nama yang diambil dari bahasa Jawa yang berarti sangat baik, festival ini mengusung semangat kebangkitan melalui kreativitas, kolaborasi dan energi positif.

Gerfian Riandra dari Hectic Creative selaku promotor acara menjelaskan Saemen Fest dirancang untuk menjadi ajang berbagi cerita dan emosi.

Festival juga memberikan perhatian pada isu keberlanjutan, dengan menyediakan fasilitas pengolahan sampah daur ulang di area acara. Tidak hanya itu, Saemen Fest terdiri dua konsep utama yakni Echo Stage dan Imba Space.

Echo Stage menampilkan deretan musisi lintas genre, termasuk Tulus, Opick, Bernadya, Pamungkas, dan Endah N Rhesa. Sementara Imba Space menyediakan ruang diskusi inklusif yang membuka wawasan baru bagi para peserta.

Pesan sosial

Berbagai aktivitas pendukung, seperti bazar makanan khas Yogyakarta, zona foto dan penjualan merchandise eksklusif, turut memeriahkan festival ini.

Semua elemen tersebut menjadikan Saemen Fest 2024 sebagai lebih dari sekadar panggung musik, tetapi sebuah pengalaman holistik yang menggabungkan hiburan dan pesan sosial.

Dengan keberhasilan penyelenggaraan tahun ini, Saemen Fest diprediksi menjadi salah satu tradisi baru di dunia festival musik Indonesia. Kombinasi dari konsep unik, kampanye positif dan kolaborasi epik seperti yang ditampilkan FSTVLST dan The Adams, membuat acara ini memiliki daya tarik tersendiri.

Bagi penonton, Saemen Fest 2024 bukan hanya festival musik, melainkan sebuah pengalaman yang akan terus dikenang. “Musik itu tentang kebersamaan, dan malam ini adalah buktinya,” ujar Raka, salah seorang penonton. (*)