Dulu Semak Belukar, Kalimosodo Obyek Wisata Alam di Desa Sudimoro Klaten

Dulu Semak Belukar, Kalimosodo Obyek Wisata Alam di Desa Sudimoro Klaten
Plengkung Pitu ikon kawasan wisata Kalimosodo Desa Sudimoro Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten. (masal gurusinga/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, KLATEN -- Desa Sudimoro Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten merupakan wilayah perbatasan dengan Kabupaten Boyolali. Desa ini bersebelahan dengan desa lain di wilayah Kecamatan Tulung yakni Beji, Bono, Tulung, Sorogaten, Kemiri dan Malangan.

Desa Sudimoro memiliki banyak potensi. Inilah yang bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat dan kemandirian desa.

Salah satu potensi yang sudah dimanfaatkan Pemerintah Desa Sudimoro di bawah kepemimpinan Kepala Desa Agus Erwanto yakni membangun kawasan wisata di pinggiran Daerah Aliran Sungai (DAS) Kalipusur. Kawasan wisata tersebut bernama Kalimosodo.

Kawasan DAS Kalipusur Desa Sudimoro dulu dikenal lahan tidak produktif yang dipenuhi pohon bambu dan pohon jati. Semak belukar yang tumbuh di kawasan itu justru tidak bisa memberikan kontribusi apa-apa.

Agus Erwanto sudah dua periode menjabat Kepala Desa Sudimoro. Periode pertama tahun 2013 hingga 2019 dan periode kedua tahun 2019-2025.

Kurang lebih dua tahun menjabat Kades Sudimoro periode pertama dirinya memiliki gagasan memanfaatkan kawasan DAS Kalipusur menjadi kawasan wisata alam yang bisa mendatangkan kontribusi ke desa berupa PAD (Pendapatan Asli Desa) dan mensejahterakan warga.

Kolam renang di tepi sungai. Airnya alami dari Merapi. (masal gurusinga/koranbernas.id)

Gagasan itu muncul setelah dirinya mengamati sekitar kawasan DAS Kalipusur yang memiliki beberapa mata air yang tidak pernah mati dan airnya jernih.

"Di sini, dulu hutan di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kalipusur yang sumbernya langsung dari Merapi. Tidak ada yang menjamah. Kemudian saya membuat planing untuk membuat obyek wisata di sini," kata Agus Erwanto saat ditanya latar belakang pembangunan obyek wisata Kalimosodo.

Perencanaan kemudian dibahas bersama perangkat desa, BPD dan tokoh masyarakat. Semua mendukung dan ditindaklanjuti dengan penataan lahan pada tahun 2018.

Satu tahun kemudian dilanjutkan pembangunan secara bertahap dengan prinsip keramahan lingkungan dan tetap menjaga kelestarian alam.

Sebab, di kawasan itu banyak terdapat mata air yang dari dulu sudah berfungsi untuk mengaliri lahan pertanian di sejumlah desa seperti Majegan, Tulung, Sorogaten, Kemiri, Beji, Kiringan Bono bahkan sampai Gempol Karanganom.

Pembangunan kawasan wisata Kalimosodo yang dimulai tahun 2019 dilanjutkan pada tahun berikutnya dengan membuat kolam renang dan wahana di komplek obyek wisata.

Menurut Agus, kolam renang di pinggir sungai sangat jarang sekali sehingga pengunjung yang berenang bisa menikmati indahnya alam sekitar.

Pada tahun 2020, proses pembangunan sudah mencapai 60 persen dan hingga saat ini diakui belum selesai 100 persen. "Sekarang ini baru 75 persen karena nanti di sisi timur masih ada lahan yang akan kami bersihkan lagi dan diberi wahana juga," ujarnya.

Pada awal membersihkan kawasan itu, kata Agus, dirinya tidak mengetahui di lokasi itu ada plengkungan yang dari dulu berfungsi sebagai aliran air untuk irigasi.

Sebab kawasan itu dulunya tertutup bambu dan semak-semak. Kini plengkungan berjumlah tujuh itu justru menjadi ikon dan diberi nama Plengkung Pitu dan kawasan wisata diberi nama Kalimosodo.

Dua tahun pertama, kawasan wisata Kalimosodo yang sudah dilengkapi fasilitas MCK, joglo, mushala, gazebo, kolam renang anak dan kolam renang remaja, main bola dikelola oleh BUMDes Moro Makmur dan pihak ketiga.

Setelah kerja sama berakhir maka pengelolaan sekarang oleh BUMDes Moro Makmur dengan Pemdes Sudimoro.

Selain membangun kawasan wisata Kalimosodo, Pemdes Sudimoro juga membangun gedung pertemuan yang cukup megah di atas kawasan wisata Kalimosodo. Gedung pertemuan Amarta tersebut untuk memudahkan warga bilamana memiliki acara.

Saat ini, pekarangan gedung Amarta berfungsi sebagai tempat parkir pengunjung obyek wisata Kalimosodo. Dalam perjalanannya sudah banyak yang menggunakan gedung tersebut untuk kegiatan yang bermanfaat. (*)