Diluncurkan Bupati, Padat Karya Senilai Rp 30 M

Diluncurkan Bupati, Padat Karya Senilai Rp 30 M

KORANBERNAS.ID, BANTUL--Bupati Bantul, H Abdul Halim Muslih meluncurkan program padat karya bersumber dari dana Bantuan Keuangan Khusus (BKK) APBD DIY di Pedukuhan Petir Kalurahan Srimartani Kapanewon Piyungan, Selasa (21/6/2022). Hadir dalam kesempatan tersebut anggota DPRD Bantul Mahmudin, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Bantul, Istirul Widilastuti MPA, Forkompinkab Piyungan, Lurah H Mulyana dan masyarakat setempat.

“Hari ini program padat karya kembali digulirkan. Adanya padat karya adalah suatu solusi atas permasalahan infrastruktur dan ketenagakerjaaan,”kata Bupati.

Karena selain adanya pembangunan, untuk segi penyerapan tenaga kerja juga terjadi serta mereka mendapatkan Hari Orang Kerja (HOK) atau upah.

“Apalagi dalam situasi pandemi, dimana banyak orang kehilangan pekerjaan dan mengalami kesulitan ekonimi, dengan adanya padat karya mereka terbantu. Sehingga program ini menjadi salah satu cara pengentasan kemiskinan,”katanya.

Sehingga akan terus mendapat dukungan dari pemerintah daerah. Adapun untuk total anggaran yang digulirkan tahun 2022 Rp 30 miliar.

Sementara Istirul menjelaskan, anggaran senilai Rp 30 miliar untuk padat karya bersumber dari APBD Bantul dan BKK APBD DIY. Adapun untuk dana yang bersumber dari APBD Bantul Rp 9,4 miliar yang terbagi untuk 94 titik atau lokasi dimana masing-masing titik dianggarkan Rp 100 juta. Sementara untuk BKK pada tahun 2022 ada 116 titik dengan masing-masing titik dianggarkan Rp 180 juta. Atau total yang didanai BKK adalah Rp 20,6 miliar.

“Padat karya menjadi bagian untuk membangkitkan ekonomi masyarakat di tengah situasi pandemi Covid-19 seperti sekarang,”katanya.

Program Padat Karya, lanjut Istirul, berasal dari usulan masyarakat yang kemudian diverifikasi sesuai kebutuhan yang mendesak. Adapun jenis pekerjaan padat karya diantaranya pengerjaan jalan corblok, jembatan lingkungan, irigasi tersier,drainase dan talud. “Jadi masyarakat selain mendapat dukungan infrastruktur, juga mendapatkan upah dan terjadi penyerapan tenaga kerja,” katanya.

Adapun HOK untuk anggota kelompok Rp 70.000 per hari, tukang Rp 80.000 dan ketua kelompok Rp 90.000. Program dilaksanakan selama 21 hari untuk program yang didanai APBD Bantul dan dikerjakan 1 kelompok terdiri 26 orang. Kalau yang didanai APBD DIY program dilaksanakan selama 18 hari dan dikerjakan 52 orang (2 kelompok).

Istirul mengatakan, selain mendapatkan hasil dari pembangunan infrastrukturnya, padat karya merupakan salah satu program yang dapat membantu masyarakat dari sisi serapan tenaga kerja. “Juga perputaran ekonomi diharapkan lebih meningkat di wilayah yang menjadi sasaran padat karya,” katanya. (*)