Difabel Selamatkan Perusahaan Batik di Ambang Kritis

Difabel Selamatkan Perusahaan Batik di Ambang Kritis

KORANBERNAS.ID – Siapa tak kenal Iffah M Dewi. Desainer papan atas sekaligus pemilik Sogan Batik dari Rejodani Sleman ini kian terkenal namanya begitu karya-karyanya menembus pasar dunia.

Iffah mengakui keberhasilannya menapaki dunia bisnis saat ini tidak lepas dari pertolongan Allah SWT.

Dirinya tidak menduga kedatangan difabel ke tempat usahanya justru menyelamatkan perusahaan saat berada di ambang kritis.

Dalam kondisi galau karena empat tahun produknya tidak laku, Iffah sempat putus asa hendak menutup perusahaan. Namun terlebih dulu dia meminta izin Allah SWT.

“Saya banyak sujud. Kayaknya cita-cita saya belum tercapai. Saya sudah berniat ambil ijazah untuk mencari pekerjaan lain,” ungkapnya saat menjadi narasumber Diskusi Publik Peningkatan Produktivitas di Era Digital, Sabtu (30/11/2019), di Ballroom Hotel Merbabu Merapi Sleman.

Selama satu bulan, perempuan ini lebih banyak berdiam di kamar. Menutup perusahaan bukan perkara mudah apalagi terkait dengan pertanggungjawaban modal.

Melalui seorang temannya, datanglah difabel ke tempatnya usahanya. Iffah mau tak mau kemudian ikut mengajar mereka mengaji Al Quran.

Saat itu keuangan perusahaan nol. “Selama 40 hari saya sempatkan ikut salat berjamaah terus bersama mereka,” ucap dia.

Kebangkitan itu bermula ketika dia posting produk ke facebook. Niat awalnya hanya sekadar ingin menghabiskan stok yang menumpuk.

“Tidak disangka-sangka dalam waktu seminggu masuk Rp 20 juta. Itu tidak masuk akal. Allah SWT mengizinkan untuk melanjutkan cita-cita saya,” ujarnya bersyukur.

Kepada anak-anak muda dia berpesan supaya tidak meniru kesalahan dirinya saat memulai usaha yaitu mendahulukan ikhtiar daripada doa.

“Yang benar adalah niat dulu kemudian tanya sama Allah SWT, baru berikhtiar. Istilahnya mau masuk hutan tanya dulu pemilik hutan. Jangan langsung masuk. Saya diberi jalan berupa internet marketing. Dari tiga orang karyawan sekarang 70 karyawan, 20 di antaranya difabel,” ungkap Iffah.

Dia juga berkisah, pada 2009 dirinya bertemu guru ngaji. Waktu itu disarankan supaya melanggengkan baca shalawat.

Ternyata batik bisa menjadi  ladang dakwah. Iffah pun membuat produk yang terinspirasi dari Walisanga ketika berdakwah sambil berdagang.

“Ada  yang namanya batik berzikir. Dulu membatik identik dengan gosip. Di tempat saya shalawat. Di Sogan Batik setiap baju bercerita tentang Islam yang rahmatan lil alamin. Semua produk bisa dibuat untuk fasilitas dakwah kita,” paparnya.

Di hadapan peserta seminar, desainer yang pernah ke Paris maupun Australia itu menyatakan pentingnya branding sebagai bagian dari kekuatan marketing.

Dia pun menyarankan para pelaku UMKM untuk membangun jaringan dengan media mainstream.

Selain itu, juga perlu aktif di sosial media untuk memperkenalkan produknya. Yang pasti, pesan dia, jangan takut melakukan eksplorasi pasar. (sol)