Decubitus Banyak Diderita Korban Gempa

Decubitus Banyak Diderita Korban Gempa

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Dalam rangka Milad ke-22  Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan milad ke-11 Rumah Sehat Baznas Yogyakarta dilaksanakan edukasi kesehatan mental bagi disabilitas.

Acara yang berlangsung di Klinik Pratama Rumah Sehat Baznas Jalan Imogiri Barat Km 7,5 Timbulharjo Sewon Bantul, Selasa (17/1/2023), disertai penyerahan alat bantu gerak berupa kruk dan kursi roda. Sedangkan edukasi kesehatan mental disampaikan Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul.

Diserahkan pula kartu anggota atau member RS Baznas dengan masa berlaku dua tahun bagi 30 penyandang disabilitas dari  Paguyuban Penyandang Paraplegia Yogyakarta (PPPY).

Sunarto (56) anggota PPPY asal Jejeran RT 06 Wonokromo Pleret mengatakan bersyukur mendapat bantuan tersebut. "Memang kebutuhan teman-teman penyandang disabilitas korban gempa itu banyak. Termasuk alat bantu gerak, ini sangat kami syukuri. Begitu juga dengan diberikannya kartu member karena teman-teman bisa berobat atau cek kesehatan," katanya.

Menurut Sunarto, selain alat batu gerak, kendala lain yang dihadapi mereka adalah adanya penyakit decubitus (Ulkus decubitus, red),bahkan beberapa meninggal.

Decubitus adalah mati jaringan, karena jaringan darah pada suatu bagian kulit dirintangi oleh tekanan terus-menerus sebagai akibat dari duduk yang terlalu lama, kondisi koma atau imobilitas.

"Banyak korban gempa (2006) yang tidak bisa terlalu banyak menggerakkan badannya, sehingga muncul luka pada badan yang tertekan tersebut," katanya.

Tuminah (54) asal Sumberagung Jetis Bantul mengatakan memang penyakit decubitus harus mendapat perawatan intensif dari keluarganya. Sebab penderita mengalami keterbatasan gerak dan  tidak merasakan sakit pada bagian tubuhnya akibat mati rasa, tahu-tahu sudah parah.

"Kadang pipis atau buang kotoran tidak terasa. Akhirnya kotor dan lukanya banyak bahkan menyebar, apalagi badan juga susah digerakkan. Jadi, memang perlu penanganan khusus dan perhatian dari  pihak keluarga untuk merawat luka tersebut," kata Tuminah yang saat ini berdikari membuat  makanan untuk dijual.

Kepala Klinik Rumah Sehat Baznas, dr Dina Arisonaningtyas MPH, mengatakan kegiatan yang mereka gelar setiap milad berbeda agar semakin banyak pula pihak yang menerima manfaat.

"Tahun lalu pembagian kacamata gratis, sekarang alat bantu gerak bagi disabilitas dan kartu member berobat jalan di semua layanan secara gratis. Termasuk bagi yang menghendaki perawatan decubitus juga bisa dilayani. Mereka mengalami luka karena tertekan terus menerus, misalnya di pantat," kata dokter Dina.

Alumni Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Indonesia (UII) itu menambahkan jumlah member kumulatif di klinik tercatat 24 ribu orang dan yang aktif mengakses berobat sekitar 10 ribu orang. Setiap hari kurang lebih 100 orang yang berobat dengan jam buka 08:00-20:00.

“Kami tidak membatasi jumlah pasien, namun sesuai  jam buka layanan, karena kami tidak ada rawat inap, namun rawat jalan," katanya. (*)