Biografi Haji Fachrodin Terbit, Jawab Tantangan Jurnalisme Era Digital
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Dalam rangka memperingati Hari Pers & Literasi Muhammadiyah (13 Agustus 2024), Penerbit Suara Muhammadiyah bekerjasama dengan Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah telah menerbitkan buku berjudul “Haji Fachrodin: Lokomotif Literasi & Pers Islam” karya Roni Tabroni.
Buku ini kini tersedia di gerai-gerai buku terdekat, menyusul deklarasi Haji Fachrodin sebagai Bapak Jurnalistik Indonesia yang baru-baru ini digelar di Jakarta.
Prof. Dr. Muchlas MT, Ketua MPI Muhammadiyah, menyoroti relevansi buku ini dengan tantangan jurnalisme saat ini.
“Di era citizen journalism, setiap orang bisa menjadi jurnalis. Namun, belum ada mekanisme validasi yang jelas terhadap konten-konten ini, sehingga berpotensi menimbulkan hoaks,” ujarnya, Senin (12/8/2024) di Grha Suara Muhammadiyah.
“Buku biografi Haji Fachrodin ini hadir tepat pada waktunya. Kita perlu kembali pada semangat dan nilai-nilai jurnalisme yang beliau anut untuk menghadapi tantangan ini,” imbuhnya.
“Tantangan kita saat ini adalah bagaimana mempertahankan esensi jurnalisme di tengah banjir informasi. MPI Muhammadiyah sedang memikirkan mekanisme validasi yang efektif terhadap berita-berita dari citizen journalism,” kata Muchlas.
Deny Asy'ari MA Dt Marajo, Direktur Utama PT Surya Citra Madani (SCM), menjelaskan, Buku ini mengisahkan perjalanan hidup Haji Fachrodin, tokoh penting dalam sejarah Muhammadiyah dan dunia pers Indonesia.
“Fachrodin menggunakan pena sebagai senjata melawan penindasan. Ia adalah simbol perlawanan tanpa kekerasan, menunjukkan bahwa perjuangan bisa dilakukan melalui kata-kata dan tulisan,” ujarnya.
Meskipun lahir dari keluarga dekat keraton, Fachrodin memilih jalan mandiri dan mendedikasikan hidupnya untuk dakwah dan perjuangan. Karyanya di majalah Suara Muhammadiyah, yang terbit sejak 1915, menjadi bukti ketangguhan jurnalisme dalam menghadapi perubahan zaman.
Buku ini juga mengungkap bagaimana Fachrodin memanfaatkan jaringan dan kekayaannya untuk mendukung kegiatan dakwah dan amal usaha Muhammadiyah. Ia tidak hanya berjuang untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk kemajuan umat dan bangsanya.
“Melalui kisah hidup Haji Fachrodin, kita diingatkan bahwa setiap tulisan memiliki kekuatan untuk mengubah dunia. Ini adalah pelajaran yang sangat relevan di era informasi seperti sekarang,” tutup Deny.
Penerbitan buku “Haji Fachrodin: Lokomotif Literasi & Pers Islam” juga menjadi bagian dari semarak milad ke-109 Suara Muhammadiyah dengan tema “Kreativitas Tanpa Batas, Inspirasi Tiada Henti”.
Buku ini diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi bagi jurnalis dan aktivis media dalam menghadapi era disrupsi teknologi, sekaligus mengajak masyarakat untuk mempelajari sejarah pers nasional melalui kisah hidup tokoh berpengaruh ini. (*)