Biaya Perawatan Peserta JKN di Kebumen Purworejo Banjarnegara Mencapai Rp 571 Miliar
Jumlah klaim rawat jalan dan rawat inap, lebih banyak dibandingkan iuran dari semua segmen kepesertaan
KORANBERNAS.ID, KEBUMEN--Biaya rawat inap dan rawat jalan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di fasilitas kesehatan mitra BPJS Kesehatan di Kabupaten Kebumen, Banjarnegara, selama empat bulan terakhir tahun 2025 mencapai Rp 571 miliar. Data itu berdasarkan klaim yang diajukan fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dan Fasilitas kesehatan tingkat lanjut (FLTL) atau rumah sakit rujukan sejak Januari 2025 sampai dengan April 2025.
Kepala Bidang Sumber Daya Manusia Umum dan Komunikasi, BPJS Kesehatan Cabang Kebumen Andy Sulistyanto pada media gathering, Selasa (6/5/2025) menjelaskan, Kabupaten Kebumen biaya rawat inap dan jalan paling tinggi mencapai Rp 286,677 miliar, disusul Purworejo mencapai Rp 167 099 miliar, dan paling sedikit Banjarnegara mencapai Rp 117,240 miliar.
“Jumlah klaim rawat jalan dan rawat inap, lebih banyak dibandingkan iuran dari semua segmen kepesertaan pada periode yang sama,” kata Andy.
Rawat inap tingkat lanjut paling tinggi nilai klaimnya mencapai Rp 304,699 miliar
Andy menambahkan, kolektifitas iuran di tiga kabupaten wilayah kerja BPJS Kesehatan Cabang Kebumen sebagian besar segmen, yakni pekerja penerima upah pemerintah daerah dan pemerintah pusat, badan usaha, penerima bantuab iuran dari pemerintah, serta bantuan iuran pemerintah atas PBPU mandiri kepesertaan mencapai 100.
“Kolektifitas peserta bukan penerima upah mandiri 92,21 persen,” kata Andy Sulistyanto.
Pengamatan koranbernas.id beberapa rumah sakit Mitra BPJS Kesehatan di Kebumen, pasien rawat inap dan rawat jalan peserta JKN, nampak tidak menunjukkan kecemasan ketika memperoleh pelayanan rawat inap dan rawat jalan.
“Saya pernah dirawat beberapa hari, semua biaya gratis. Jika membayar, saya harus menjual apa, tidak ada barang di rumah yang laku dijual,” kata seorang ibu, Kecamatan Kebumen yang mengantar suami rawat jalan, karena tulang fraktur di sebuah rumah sakit swasta. (*)