Aksesoris Pengantin Produk Perajin Pundong Bantul Berkilau

Dari beragam kualitas bahan baku, paling bagus impor dari Czech.

Aksesoris Pengantin Produk Perajin Pundong Bantul Berkilau
Aksesoris pengantin buatan perajin Pundong Bantul. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Memasuki Pedusunan Krapyak Wetan Kalurahan Pajangrejo Pundong Bantul, terlihat kesibukan warga membuat kerajinan aksesoris pengantin.

Salah satunya adalah “Eeng production” milik Sukijan yang saat ini memiliki 12 orang karyawan. Dengan tekun mereka membuat kerajinan yang diawali dari  membentuk kerangka. Setelah itu membuat detail-detail yang diperlukan sesuai model.

Begitu selesai, para perajin akan melapisi atau menyepuh aksesori yang baru setengah jadi itu menggunakan lapisan campuran emas sehingga menghasilkan warna kuning berkilau. Begitu pula warna perak. Berikutnya dilakukan pemasangan manik-manik.

“Cara memasang manik ada dua jenis yakni dicengkeram dan ditempel menggunakan lem,”kata Sukijan kepada wartawan dalam acara Dinamika Desa gelaran Dinas Kominfo Bantul, Kamis (15/2/2024) sore.

Menurut dia, aksesoris tersebut menggunakan bahan  kawat tembaga dan kuningan. Dari beragam kualitas bahan baku yang paling bagus bahan baku dimpor dari Czech.

Perajin aksesoris pengantin di Dusun Krapyak Wetan Kalurahan Panjangrejo Pundong Bantul. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Adapun aksesoris yang dibuat Eeng berupa aksesoris pengantin adat Yogyakarta dan Solo. Selain itu, juga menerima untuk adat Sunda dan juga aksesoris kekinian sesuai dengan tren di masyarakat.

Untuk adat Yogyakarta, sesuai pakem ada 12 jenis aksesori di dalam satu setnya. Sedangkan untuk Solo ada tujuh aksesoris tiap set.

"Jogja ada cundhuk mentul, giwang cincin, centhung, gelang, gelang bahu, kalung dan sabuk," katanya.

Harganya? Sukiman mematoknya pada kisaran Rp 200 ribu hingga Rp 4 juta untuk tiap item aksesoris. Harga tergantung jenis, model dan bahan yang digunakan.

“Kami membuka kerajinan ini dari tahun 2009 dan sempat mengalami surut ketika Covid-19 di mana tidak ada hajatan atau pesta pernikahan. Dulu daerah ini merupakan sentra, ada sekitar delapan perajin, namun usahanya tidak jalan lagi. Tidak kuat,” katanya.

ARTIKEL LAINNYA: Kajiannya Berlangsung 2 Tahun, Hari Jadi Gunungkidul Berubah Menjadi 4 Oktober 1830

Saat ini usaha miliknya sudah mulai berkembang kembali.

Ketua Dekranasda Kabupaten Bantul, Hj Emi Masruroh Halim, mengatakan kuaitas kerajinan aksesoris dari Krapyak Wetan sangat bagus dan memiliki ciri khas tersendiri.

“Kami Derkranasda Bantul akan terus memberikan pendampingan bagi UMKM untuk bisa terus berkembang,” katanya. (*)