AGSI DIY Usulkan Satu Maret Jadi Hari Besar Nasional

AGSI DIY Usulkan Satu Maret Jadi Hari Besar Nasional

KORANBERNAS.ID, JOGJA -- Aliansi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) DIY dipimpin ketuanya, Wahyudi SPd, menyampaikan deklarasi mendukung pengusulan tanggal 1 Maret sebagai Hari Besar Nasional. Deklarasi ini bersamaan dengan pengukuhan pengurus AGSI DIY periode 2018-2022 di Benteng Vrederburg Jogja, Sabtu (18/01/2020).

Acara pengukuhan dilanjutkan dengan seminar yang menghadirkan presiden AGSI, DR Sumardiansyah Perdana Kusuma, dengan materi "Revolusi Pembelajaran Sejarah" serta peluncuran buku Sri Sultan HB IX "Keteladanan Sang Penjaga Gawang RI" yang ditulis Lilik Sudarmaji MPd.

"Guru harus up to date. Lihatlah murid kita dulu mengenal papan tulis, lalu komputer, kemudian mengenal gadget. Perubahan ini harus kita ikuti dengan update. Kita harus upgrade dalam metode pembelajaran. Jadi, ceramah kita minimalisir saat mengajar, bukan berarti ditiadakan," kata Sumardiansyah membuka seminar.

Ia memberi contoh, guru menggunakan video untuk mengajar. Bisa juga digelar dialog interaktif dengan peserta didik.

Lalu, revolusi lain adalah menarik informasi masa lalu dibawa ke masa sekarang. Juga harus banyak membaca referensi sejarah. Karena literasi yang rendah akan menjadi ladang hoax.

"Guru sejarah juga harus bisa bercerita serta tahu perkembangan kurikulum," katanya.

Selain itu, bisa mengajar dengan pendekatan lokal. Bisa juga menggunakan film untuk pembelajaran serta berjalan-jalan ke tempat sejarah.

Sementara Lilik Sudarmaji MPd mengatakan, awal ide penulisan buku Keteladanan Sang Penjaga Gawang RI karena melihat minimnya keteladanan pemimpin bangsa. "Saat itu saya berpikir dan saya menilai Sultan HB IX walaupun seorang raja namun bersikap sederhana, dekat dengan rakyat. Serta banyak nilai positif lainya yang bisa kita teladani," katanya.

Deklarasi

Sedangkan ketua panitia, Agus Tony Widodo SPd, mengatakan gagasan satu Maret sebagai Hari Besar Nasional sudah diusulkan juga ke pemerintah. Rencananya pada 1 Maret mendatang Sri Sultan HB X akan ikut dalam deklarasi mendukung hal tersebut. Selanjutnya aspirasi itu akan disampaikan kepada pemerintah pusat.

"Kami menilai 1 Maret dimana terjadi serangan umum (SO) 1 Maret 1949 menjadi bukti negara Indonesia itu ada. Sehingga dunia internasional mengakui adanya NKRI yang telah menyatakan kemerdekaan 17 Agustus 1945," katanya.

Memang, sebelumnya di PBB ada perdebatan dimana Belanda mengaku Jogja mereka kuasai, pemerintahan Belanda berjalan lancar, TNI sudah tidak ada dan ekstremis di luar kota. Maka dengan adanya serangan dan para pejuang menguasai Jogja selama 6 jam sejak pukul 06.00 WIB, membuka mata dunia bahwa Republik Indonesia masih ada.

"Tentu ke depanya akan diikuti juga pembelajaran sejarah lebih mendalam mengenai serangan ini yang didesain dan dilakukan oleh banyak pihak. Mereka semua memiliki jasa besar bagi bangsa ini," katanya. (eru)

PENGURUS AGSI DIY

Ketua : Wahyudi, SPd (SMAN 2 Bantul)

Wakil Ketua : Drs Marmayadi (SMAN 1 Yogyakarta)

 

Sekretaris : Agus Tony Widodo, SPd (SMAN 1 Bantul)

Wakil Sekretaris 1 : Dra Sulami (SMAN 1 Sentolo)

Wakil Sekretaris 2 : Wening Pamujiasih, MA (SMKN 1 Sewon)

 

Bendahara : Dra Maria Parmeiasih (SMAN 1 Prambanan)

Wakil Bendahara : Gusti Eka Darmaningsih, SPd (SMAN 1 Patuk)