Qlue dan Hewlett Packard Enterprise Dorong Optimalisasi Industri

Qlue dan Hewlett Packard Enterprise Dorong Optimalisasi Industri

KORANBERNAS.ID, JAKARTA--Qlue, perusahaan penyedia ekosistem smart city berkolaborasi dengan Hewlett-Packard Enterprise (HPE) mendorong terwujudnya Indonesia Smart Nation melalui pemanfaatan kecerdasan buatan yang diperkuat oleh teknologi edge computing yang bisa menghasilkan efisiensi biaya dan waktu secara signifikan.

Founder dan CEO Qlue Rama Raditya mengatakan, pemanfaatan kecerdasan buatan atau AI bagi industri, mampu memberikan dampak positif bagi operasional perusahaan di berbagai sektor industri.

“Secara umum, pemanfaatan AI dapat meningkatkan efisiensi operasional hingga 70%, meningkatkan produktivitas pekerja hingga 300%, dan mempercepat waktu respon pekerja hingga lebih dari 100%,” kata Rama dalam rilisnya, Jumat (16/7/2021).

Teknologi AI saat ini juga terus berkembang seiring dengan kebutuhan industri, mulai dari kecerdasan berbasis gambar, suara, hingga tekstual. Kini, implementasi solusi kecerdasan buatan yang berbasis deep learning semakin banyak digunakan karena bisa menggantikan peran manusia yang mampu menganalisis suatu data secara akurat.

“Kecerdasan buatan membuat kita lebih terbantu ketika melakukan hal-hal yang bersifat rutinitas, sehingga mendorong efisiensi waktu dan mencatatkan produktivitas kerja yang lebih baik. Teknologi akan mengurangi potensi bagi kita untuk melakukan suatu pekerjaan secara berulang. Misi kami untuk mendorong terwujudnya Indonesia Smart Nation harus dimulai dengan kolaborasi seluruh sektor memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada,” ujar Rama.

Untuk mewujudkanya, Qlue aktif menggelar diskusi publik sebagai wahana peningkatan wawasan dan saling berbagi informasi. Dalam sebuah diskusi publik bertajuk “Optimizing AI-Based Product to the Various Industries in Indonesia”, pemanfaatan teknologi AI juga dapat lebih optimal dengan implementasi solusi berbasis edge computing.

Acara yang diselenggarakan secara virtual selama 2 jam tersebut dihadiri oleh lebih dari 100 peserta dengan lintas profesi seperti pemerhati teknologi, akademisi, hingga pegawai swasta yang berasal dari berbagai industri, diantaranya industri perbankan, manufaktur, properti, energi, transportasi, kesehatan, dan BUMN maupun instansi pemerintah lainnya.

Country Product Manager HPE Indonesia Pungky Sulistyo mengatakan, solusi berbasis edge computing ini prinsipnya memindahkan aspek pengelolaan dan analisis informasi dari data center di belakang secara teknologi informasi menjadi ke bagian depan secara operasional. Dengan menganalisis langsung di depan, maka efisiensi dalam hal manajemen waktu maupun biaya bisa ditingkatkan lagi hingga lebih dari 50%.

Menurut Pungky, salah satu implementasi edge computing yang bisa diterapkan adalah pusat perbelanjaan. Saat pengunjung memasuki area tersebut akan mendapat notifikasi tentang program yang sedangkan dilakukan para tenant. Artinya, waktu pengunjung akan menjadi lebih efisien dan para tenant memiliki peluang lebih besar untuk mencatatkan pendapatan.

“Jadi kolaborasi pemanfaatan AI dan edge computing ini akan mendorong optimalisasi industri secara masif dan lebih terstruktur. Penerapan AI sederhananya, lebih banyak data akan lebih baik. AI itu pada dasarnya mempelajari contoh. Makin banyak diberikan contoh akan semakin baik memahami dunia aslinya. Kita perlu melatih AI seperti otak, dan untuk melatihnya perlu banyak contoh data yang esensial,” kata Product Manager HPE Partner Sistech Erik Baswara. (*)