Pijat Bayi Tak Bisa Sembarangan, Butuh Pelatihan dan Sertifikasi

Pijat Bayi Tak Bisa Sembarangan, Butuh Pelatihan dan Sertifikasi
Pelatihan pijat bayi di JTTC. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Kesehatan bayi harus dijaga. Dengan kesehatan yang baik maka segala aktivitas bayi berjalan baik dan maksimal.

Salah satu menjaga kesehatan bayi bisa dilakukan dengan pijat. Namun tak semua orang bisa memijat bayi dengan benar dan tepat. Sebab pijat atau pijit atau urut merupakan metode penyembuhan atau terapi kesehatan tradisional yang membutuhkan keahlian.

Pelatihan bagi tukang pijat bayi sangat dibutuhkan. Mereka memiliki kemampuan memijat seperti memberikan tekanan pada tubuh, baik secara terstruktur, tidak terstruktur, menetap atau berpindah tempat dengan memberikan tekanan, gerakan, atau getaran, baik dilakukan secara manual ataupun menggunakan alat mekanis dengan tepat.

"Meskipun terlihat sederhana, pijat memiliki banyak manfaat untuk tubuh seperti meredakan sakit kepala, meringankan nyeri punggung, mengurangi nyeri sendi, bahkan dapat membantu mengurangi stres termasuk bayi. Ini yang kemudian diajarkan pada para pemijat bayi," papar Hairullah Gazali, Direktur Korporat JTTC, dalam pelatihan dan sertifikasi pijat bayi, Kamis (18/5/2023).

Menurut Gazali, profesi pemijat bayi yang profesional cukup menjanjikan. Bahkan pijat bayi saat ini memiliki pasar yang cukup baik.

Hal ini dilihat dari banyaknya permintaan sehingga mendorong munculnya usaha-usaha pijat dan SPA bayi di berbagai daerah.

Karena itulah pelatihan pijat bayi yang tepat perlu dilakukan. Sebab hanya orang dengan dasar pengetahuan yang dibutuhkan yang diperbolehkan untuk melakukan praktik pijat bayi ini.

JTCC bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pariwisata Jana Dharma Indonesia menggelar pelatihan pijat bayi.

"Kami memberikan fasilitas pelatihan pijat bayi bagi mereka yang tertarik dalam bidang ini. Adapun capaian dari kegiatan tersebut adalah untuk berkomunikasi dengan bayi anda dengan pijatan, dapat melakukan prakter pijat bayi pada SPA 1 dan SPA 2," jelasnya. (*)