Petugas Gabungan, Petani dan TNI di Klaten Gropyokan Tikus

Hama tikus kembali menyerang tanaman padi petani.

Petugas Gabungan, Petani dan TNI di Klaten Gropyokan Tikus
Gropyokan tikus di lahan pertanian Dukuh Wora Wari Desa Jambean Klaten, Rabu (22/1/2025). Puluhan ekor tikus berhasil dibasmi. (masal gurusinga/koranbernas.id)
Petugas Gabungan, Petani dan TNI di Klaten Gropyokan Tikus

KORANBERNAS.ID, KLATEN -- Hama tikus kembali merebak di Desa Jambean Kecamatan Karanganom Kabupaten Klaten. Tidak sedikit tanaman padi rusak bahkan gagal panen.

Untuk mengatasi serangan hama tersebut, petugas gabungan dari Desa Jambean bersama TNI dan warga serta petani menggelar gropyokan tikus di lahan pertanian, Rabu (22/1/2025).

Kegiatan gropyokan dilakukan di lahan pertanian di Dukuh Wora Wari. Kegiatan dilaksanakan bersama Gapoktan Sandi Boga Jambean, Pemerintah Desa Jambean dan sejumlah personel Koramil Karanganom.

Pada acara tersebut, petugas berhasil membasmi puluhan ekor tikus dengan menggunakan peralatan yang dibawa.

Kembali menyerang

Sekretaris Desa (Sekdes) Jambean, Tri Rukun Widodo, mengatakan kegiatan dilakukan karena hama tikus kembali menyerang tanaman padi petani.

"Dulu sudah ada (hama tikus), dan sekarang muncul lagi. Karenanya kami laksanakan gropyokan bersama Bapak-bapak TNI (Babinsa dan personel Koramil)," katanya.

Personel yang terjun langsung di lapangan seperti Danramil Karanganom, Babinsa, Pemdes Jambean, anggota dan pengurus Gapoktan Sandi Boga. "Tujuannya untuk membasmi hama tikus," ujarnya.

Danramil 14 Karanganom Kapten Cba Budiyono menjelaskan kehadiran Babinsa pada kegiatan tersebut sangat penting untuk membantu petani dalam mengatasi masalah hama tikus yang merugikan mereka.

Bertani efektif

Selain itu, Babinsa juga bertugas mengedukasi petani mengenai cara-cara bertani yang efektif dan efisien.

"Melalui kegiatan ini kami ingin memberikan semangat kepada petani agar mereka tetap optimis dalam bertani dan mendapatkan hasil yang maksimal. Kami juga mengajak petani agar mengikuti sistem tanam serentak yang dapat membantu mengurangi populasi hama tikus secara signifikan," kata Budiyono. (*)