Mendulang Sukses di Prancis, Pelajar SMKN 3 Malang Tampil di JFT 2024

Anak-anak sekarang cenderung ke gaya Korea. Kami berusaha kebaya tetap di hati masyarakat Indonesia.

Mendulang Sukses di Prancis, Pelajar SMKN 3 Malang Tampil di JFT 2024
Penampilan siswa SMK 3 Malang dalam Jogja Fashion Trend 2024 di Pakuwon Mall Yogyakarta. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Jogja Fashion Trend (JFT) 2024 yang berlangsung di Pakuwon Mall Yogyakarta 7-11 Agustus 2024 menjadi panggung pembuktian bagi generasi muda dalam industri fashion Indonesia.

Mengusung tema Inspectre dengan fokus pada keberlanjutan, acara ini memperlihatkan bagaimana desainer muda dan siswa sekolah kejuruan mampu bersaing dan bahkan mengungguli ekspektasi.

Salah satu sorotan utama adalah partisipasi pelajar SMKN 3 Malang Jawa Timur, yang kembali unjuk gigi setelah mendulang sukses tampil di Paris Prancis.

Kustin Andriyanti, Guru Desain Fashion SMKN 3 Malang menjelaskan, pihaknya membentuk delapan tim untuk JFT 2024. Para siswa diberikan kebebasan penuh mengembangkan ide mereka.

Keberhasilan SMKN 3 Malang tidak lepas dari kolaborasi dengan komunitas fashion di Malang dan dukungan Dinas Pariwisata setempat. "Komunitas Fashion di Malang selalu menggandeng kami, memberikan motivasi dan kesempatan bagi siswa untuk maju," tambah Andriyanti.

Kebaya karya Kukuh Hariawan diperagakan dalam perhelatan Jogja Fashion Trend 2024 di Pakuwon Mall Yogyakarta. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)

Keberhasilan SMKN 3 Malang tampil di Paris dan partisipasi mereka di JFT 2024 menunjukkan bahwa pendidikan vokasi bidang fashion Indonesia mampu bersaing secara internasional.

"Kami selalu mendorong anak-anak untuk ikut serta dalam fashion show ini. Hanya yang berminat saja, tidak ada paksaan," jelas Andriyanti.

Kukuh Hariawan, seorang desainer berusia 42 tahun asal Wonosobo membuktikan bahwa kreativitas tidak mengenal usia. Dalam debutnya menggelar fashion show tunggal, Hariawan menampilkan 57 koleksi terbaru dari brand Kebaya Adhikari miliknya.

"Dari 2009, kita sudah mulai senang menggambar dan menjahit sendiri, tapi belum percaya diri untuk mengekspos karya-karya tersebut," ungkap Hariawan menggambarkan perjalanannya.

Kain tradisional

Kini, dia berhasil memadukan kebaya dengan kain tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, menciptakan perpaduan unik antara tradisi dan modernitas.

JFT 2024 menjadi bukti nyata bahwa generasi muda Indonesia mampu mengambil peran penting melestarikan warisan budaya sekaligus berinovasi. Dari total 139 partisipan, di antaranya adalah siswa SMK tata busana, mahasiswa fashion design dan peserta program kursus fashion design.

Tantangan terbesar yang dihadapi para desainer muda adalah menjaga relevansi busana tradisional di tengah arus budaya asing.

"Anak-anak sekarang lebih cenderung ke gaya Korea. Namun, kami berusaha agar kebaya tetap memiliki tempat di hati masyarakat Indonesia," tegas Hariawan.

Berbagai kategori

JFT 2024 tidak hanya menjadi ajang unjuk kreativitas, tetapi juga menjadi wadah untuk mempertemukan berbagai generasi dalam industri fashion. Dengan menampilkan berbagai kategori busana mulai dari kids & teen, modest, muslim, konvensional, hingga busana pria, acara ini mencerminkan keragaman dan kekayaan mode Indonesia.

Pemilihan tema Inspectre dengan fokus pada keberlanjutan juga menunjukkan kesadaran generasi muda akan isu-isu global. Hal ini tercermin dalam karya-karya yang ditampilkan, termasuk koleksi Hariawan yang didominasi warna hijau sebagai simbol harapan dan kedamaian.

Keberhasilan JFT 2024 dalam mempertemukan bakat muda seperti siswa SMKN 3 Malang dengan desainer berpengalaman seperti Kukuh Hariawan menunjukkan potensi besar industri fashion Indonesia.

Dengan terus mendorong kreativitas dan inovasi generasi muda, sambil tetap menghormati warisan budaya, industri fashion Indonesia diprediksi akan terus berkembang dan mampu bersaing di kancah internasional. (*)