Kesederhanaan para Gembala harus Menjadi Teladan
KORANBERNAS.ID, GUNUNGKIDUL – Perayaan Natal tahun 2021 di Gereja Katolik Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari, dengan tema "Cinta Kasih Kristus Yang Menggerakkan Persaudaraan", mengajak seluruh umat Katolik membangun persaudaraan sejati dengan seluruh ciptaan di bumi.
"Mari teladani kesederhanaan sebagai makna Natal ini. Kristus lahir di kandang yang terbuka bagi siapa saja yang hendak datang, mulai dari raja, sampai orang biasa," kata Norbertus Sukarno Siwi Pr, Romo Paroki Wonosari, membuka hikmah vigili natal, Sabtu (25/12/2021).
Dikatakan Romo Siwi, sikap para gembala menjadi teladan sebagai orang pertama yang mantap, dan terbuka menerima kelahiran Yesus. Kesetiaan itu ditunjukkan pada kesigapan menjaga Yusuf, Maria dan Yesus. "Tidak semua orang sanggup menjadi gembala, memelihara ternak yang bermacam-macam jenis peliharannya yang berbau dan kotor. Inilah tantangan nilai kesetiaan untuk kita zaman sekarang," ungkap Siwi.
Perayaan Natal umat Katolik di Wonosari dirayakan dengan pembatasan jumlah jemaat umat lingkungan dan pemberlakuan protokol kesehatan secara ketat. Ekaristi Natal dilaksanakan di satu gereja induk dan empat kapel wilayah Kapel Ngeposari, Semanu, Tepus, dan Kapel Baran Rongkop.
Ketua Panitia Natal 2021 Paroki Wonosari, FX Broto Murdopo, mengapresiasi kedisiplinan umat Katolik tetap memberlakukan prokes selama mengikuti perayaan vigili natal, sampai puncak natal. Umat katolik Paroki Wonosari juga bersyukur banyak pihak yang mendukung pelaksanaan natal kali ini dapat berjalan lancar.
Bahkan banyak pihak yang terlibat membantu kelancaran lalu lintas dan pengamanan, baik Polres Gunungkidul, Kodim 0730 Gunungkidul, Lintas OPD Pemkab Gunungkidul, Pramuka Kwarcab Gunungkidul, Banser NU, PMI, Satgas Puan PDI Perjuangan, dan banyak ormas lain yang turut menjaga keamanan ibadah.
Gerakan Sosial
Lebih lanjut, FX Broto Murdopo mengatakan, perayaan Natal tahun 2021 juga menjadi ruang umat katolik untuk merefleksikan hidup selama dua tahun menghadapi kondisi dunia dilanda Covid-19. Melalui tayangan video pendek diproduksi tim kreatif dan kader muda komisi sosial paroki, umat diajak menyaksikan kenyataan beratnya menjalani hidup pada masa pandemi.
Menurutnya, semangat solidaritas dan belarasa harus terus digalang umat katolik dengan berbagai gerakan, salah satunya gerakan aksi sosial dengan penggalangan beras. Broto menjelaskan, beras terkumpul dari setiap kepala keluarga Katolik ini selanjutnya akan diperuntukkan bagi keluarga kaum lemah, miskin, tersingkir, dan difabel sebagai gerakan sapaan kasih.
"Semoga gerakan kecil ini menjadi wujud kami menyapa saudara yang membutuhkan sapaan di tengah kondisi ekonomi masa pandemi," pungkas ASN di Diknas Gunungkidul ini. (*)