Dosen Manajemen UMY Bantu Program Pengelolaan Sampah di Janganan Bantul

Dosen Manajemen UMY Bantu Program Pengelolaan Sampah di Janganan Bantul
Dosen Manajemen UMY bersama warga Janganan, Panggungharjo Sewon Bantul melaksanakan PPM. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Dosen Manajemen Universitas Muhammadiyah (UMY) menggelar program Pengabdian Masyarakat (PPM) di Dusun Janganan Panggungharjo Sewon Bantul, Sabtu (20/5/2023).

Mereka bekerja sama dengan masyarakat Janganan Panggungharjo Sewon Bantul dan Pengelola Sampah Digital “Pasti Angkut” Kelurahan Panggungharjo.

Lektor Kepala Pascasarjana UMY, Ika Nurul Qamari, Senin (22/5/2023), mengungkapkan PPM kali ini dilaksanakan bersama dengan pengelola digital platform Pasti Angkut.

"Belum semua warga bisa menggunakan platform digital Pasti Angkut, sehingga ke depan perlu sosialisasi dan pendampingan agar warga terbiasa dalam pemanfaatan layanan digital," paparnya.

Menurut Ika, dalam pengelolaan sampah di Janganan, Panggungharjo, masyarakat kebanyakan belum memiliki rumah pilah. Melalui PPM, UMY menginisisasi pembangunan rumah pilah untuk menampung sampah yang siap dijual.

Program tersebut diharapkan mendukung program Pemkab Bantul yang telah meluncurkan Gerakan Bantul Bersih Sampah Tahun 2025 (Bantul Bersama). Pemkab berkolaborasi lintas stakeholder secara masif, intensif, dan berkelanjutan dalam pengelolaan sampah.

Menurut dia, jumlah sampah dari tahun ke tahun selalu meningkat seiring dengan peningkatan populasi penduduk. Bantul terus berupaya menumbuhkan rasa kepedulian masyarakat dalam mengelola sampah sejak dari rumah.

"Program pengabdian ini diharapkan dapat memberdayakan masyarakat untuk peduli dalam mengelola sampah secara mandiri dan kolektif," jelasnya.

Corporate Secretary Pasti Angkut, Sholahudin Nurazmy,  menambahgkan Pemerintah Desa Panggungharjo berupaya mendorong warga untuk dapat memilah sampah dari rumah. Hal ini salah satunya dilakukan dengan menerapkan retribusi sampah sesuai dengan kuantitas sampah yang dihasilkan di setiap rumah.

Keberadaan konsep reduce, reuse dan recycle merupakan sebuah amanah warga yang ditanamkan dalam pengelolaan mandiri. Diharapkan masyarakat tidak lagi sembarangan membuang dan mencampuradukkan semua sampah yang akan dibuang.

Warga disarankan mengurangi sampah karena sisa makanan yang dikelola bisa mencapai ratusan kilogram. Warga didorong melakukan pemilahan dari sumbernya, untuk berupaya mengurangi sampah.

"Sampah yang sudah dipilah ini menghasilkan barang rongsok, pupuk organik dan thermoplas. Hasil berupa rongsokan dijual ke industri, begitu pula hasil thermoplas juga akan dipasok sehingga bernilai rupiah," jelasnya.

Fahonah Umihani, Pengelola Sampah Sido Piknik mengungkapkan, secara kolektif, ada pengelola di tingkat rukun tetangga yang menampung sampah kering yang bisa digunakan kembali untuk dijual.

"Hasil penjualan dikelola warga Janganan dengan semangat sampah hilang, uang datang, hati senang," ungkapnya. (*)