Bukan Sekadar Transfer Ilmu, Direktur BCA Bongkar Rahasia Navigasi Dunia Digital ke Mahasiswa UGM

Tiga senjata utama yang wajib dimiliki para mahasiswa untuk menaklukkan rimba digital: daya kreasi tanpa batas, sinergi kolaborasi yang kuat, dan ketajaman berpikir kritis.

Bukan Sekadar Transfer Ilmu, Direktur BCA Bongkar Rahasia Navigasi Dunia Digital ke Mahasiswa UGM
Direktur BCA Santoso berbagi ilmu dalam program BCA Berbagi Ilmu di UGM. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Ratusan pasang mata mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) tertuju pada satu sosok: Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Santoso. Bukan tanpa alasan, kedatangannya pada Rabu (30/4/2025) bukan sekadar mengisi kuliah umum biasa.

Melalui program BCA Berbagi Ilmu (BBI) bertajuk “Digitalization and its Impact Toward Business”, Santoso hadir untuk membuka kotak pandora kiat sukses di era digital yang serba cepat.

Lebih dari 400 mahasiswa memadati Auditorium Sukadji Ranuwihardjo Magister Manajemen, UGM, untuk menyimak langsung “ramuan” adaptasi digital dari seorang pemimpin di industri perbankan terkemuka. Gelaran BBI di UGM ini menjadi yang ketiga kalinya di tahun 2025, melanjutkan sukses di Universitas Brawijaya dan Universitas Indonesia.

Di hadapan para calon pemimpin masa depan, Santoso tidak hanya memaparkan teori. Ia membedah realitas digitalisasi yang telah mentransformasi lanskap bisnis secara menyeluruh.

“Kita tidak lagi hidup di era perubahan, tapi perubahan itu sendiri adalah kehidupan kita,” ujarnya, menekankan urgensi penguasaan teknologi sebagai kunci untuk tetap relevan.

Lebih lanjut, Santoso membocorkan tiga senjata utama yang wajib dimiliki para mahasiswa untuk menaklukkan rimba digital: daya kreasi tanpa batas, sinergi kolaborasi yang kuat, dan ketajaman berpikir kritis.

Ia mengingatkan agar para peserta tidak hanya menjadi konsumen pasif teknologi, namun juga pengguna yang cerdas dan waspada, serta mampu memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas.

Pengalaman BCA dalam bertransformasi di era digital pun menjadi studi kasus yang menarik. Santoso menyoroti bagaimana BCA Mobile dan myBCA lahir sebagai jawaban atas evolusi kebutuhan nasabah. Jaringan ATM BCA yang luas juga menjadi bukti komitmen bank untuk terus memberikan kemudahan dan kenyamanan layanan di tengah pesatnya perkembangan teknologi.

Namun, BCA tidak hanya fokus pada transfer ilmu. Melalui program “Genera-Z Berbakti”, Bakti BCA mengajak para mahasiswa untuk menjadi agen perubahan yang aktif.

Kompetisi ini menantang kreativitas dan kepedulian sosial mahasiswa dalam merancang program pengabdian masyarakat yang berdampak nyata, khususnya di wilayah perdesaan. Dana ratusan juta rupiah, pendampingan ahli, pengakuan bergengsi, hingga publikasi ilmiah menanti proposal-proposal terbaik.

“Kami meyakini bahwa investasi terbaik adalah pada generasi muda. Melalui BBI dan Genera-Z Berbakti, kami tidak hanya memberikan ilmu, tetapi juga menanamkan semangat untuk menjadi pemimpin yang berintegritas dan berkontribusi positif bagi bangsa,” tegas EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn. (*)