ARTJOG MMXXI, Gas Pol Sekaligus Siap Rem Tipis-tipis

ARTJOG MMXXI, Gas Pol Sekaligus Siap Rem Tipis-tipis

KORANBERNAS ID, YOGYAKARTA -- Pagebluk Covid-19 sejak awal 2020 membuat perhelatan ARTJOG MMXX tertunda. Sebagai salah satu perhelatan seni kontemporer berskala Internasional, ARTJOG sejatinya diselenggarakan pada 2020 (MMXX) dengan mengusung tema Time (to) Wonder. Namun, pandemi dan ketidakjelasan situasi kala itu memaksa Heri Pemad selaku Direktur ARTJOG memutar otak untuk menyulap ARTJOG menjadi sebuah edisi tanggap darurat.

Dengan segala upaya, akhirnya ARTJOG Resilience sukses diselenggarakan. Resilience merupakan edisi spesial ARTJOG sebagai respon terhadap kondisi pandemi yang membuat keterkejutan-keterkejutan umat manusia, begitu pun seniman. ARTJOG Resilience juga merupakan respons terhadap sesama seniman, pelaku seni dan meguji daya lenting manusia menghadapi sekaligus hidup berdampingan dengan pandemi.

"Penyelenggaraan ARTJOG Resilience adalah salah satu yang paling berat karena harus diselenggarakan saat awal pandemi. Dulu kita selalu mendengar harus hidup berdampingan dengan pandemi, dengan virus. Tapi ternyata hingga saat ini virusnya gak mau berdampingan dengan kita, virusnya makin galak," terang Heri Pemad, Kamis (1/7/2021) petang.

Bahwa hari-hari ini sangat tidak menguntungkan untuk sebuah perhelatan seperti ARTJOG, namun perubahan-perubahan kebijakan publik selama masa pandemi justru menantangnya untuk merencanakan segala sesuatunya dengan lebih rinci.

"Tahun ini kami berpikir kondisi sudah mulai membaik, tetapi ternyata justru semakin mencekam. Di lain sisi, kami juga merasa tertantang untuk menyelenggarakan ARTJOG, bukan berarti untuk menantang kondisi," tegas Pemad.

"Tapi untuk tetap menghidupkan dan menyemangati teman-teman untuk tetap terus bergerak, karena itulah yang membuat kita semakin hidup. Penyelenggaraan dalam kondisi seperti ini bukan bermaksud melawan aturan yang ada, tetapi sekali lagi ini adalah upaya kami untuk menandai sebuah zaman," imbuhnya.

Pemad melanjutkan, baginya ARTJOG yang diselenggarakan di masa pandemi di tahun yang kedua ini memberikan semacam wadah untuk karya teman-teman seniman yang sudah move on. Hal ini persis seperti semangat Pemad dan ARTJOG juga yang pada tahun kedua ini sebenarnya sudah move on.

Tetapi memperhatikan kondisi yang belakangan ini terjadi, dengan kasus positif Covid-19 tinggi hingga rumah sakit dan relawan kewalahan, maka Pemad kembali menegaskan bahwa walau ARTJOG MMXXI ini "gas pol" tetapi juga mesti nge-rem tipis-tipis.

"Supaya ada kontrol. Jangan sampai ARTJOG yang dengan kondisi sekarang ini terkesan melawan arus, yang kemudian itu dianggap menyepelekan pada keadaan. Sama sekali bukan," ulangnya.

Pemad melanjutkan, akan ada banyak kejutan di ARTJOG tahun ini. Tim artistik merasa sangat terpacu dengan karya-karya yang hadir dan tetap mengemas penyelenggaraan ini dengan “gaspol” agar bisa menyesuaikan kualitas karya yang ada dan sesuai dengan tema.

"Secara artistik kami, saya pastikan bahwa ARTJOG tahun ini jauh lebih bagus dari ARTJOG sebelumnya," tegasnya.

ARTJOG MMXXI: Arts in Common - Time (to) Wonder akan diselenggarakan pada 8 Juli-31 Agustus 2021 di Jogja National Museum. "Seremoni pembukaan pada Kamis (8/7/2021) dilaksanakan secara daring. Selama pemberlakuan PPKM Darurat, 3-20 Juli 2021, pun perhelatan ARTJOG hanya boleh dikunjungi secara daring melalui laman www.artjog.id," papar Pemad.

"Pokoknya kami siap setiap waktu dengan segala protokol pelaksanaan jika ada perubahan di luar sana (regulasi-red). Kita berhadapan dengan periode yang tidak menentu, yang membuat kami pun harus semakin terbiasa dengan antisipasi dan improvisasi,” katanya.

Baginya, perhelatan ini sebagai wujud konsistesi dalam memberikan kontribusi dengan menyediakan ruang presentasi untuk eksplorasi artistik para seniman kontemporer.

"Seri pameran Arts in Common ini telah kami persiapkan sejak lama. Para seniman yang terlibat dalam Time (to) Wonder tahun ini pun adalah mereka yang sudah kami undang sejak Desember 2019,” kata Pemad.

Pemad mengakui, penyelenggaraan ARTJOG Resilience pada 2020 silam menjadi pembelajaran yang sangat berharga dalam karirnya sebagai direktur sebuah festival.

“Tahun lalu kami melempar gagasan tentang resiliensi, sebagai penyuntik semangat untuk kita semua agar dapat bertahan, bahkan bangkit di kala krisis," katanya.

Program ArtCare, yakni penggalangan donasi melalui kolaborasi penjualan karya pun kembali menjadi andalan di ARTJOG MMXXI. Ini merupakan bentuk kepedulian sesama seniman yang terdampak pandemi.

"Belajar dari gagasan itu, kami menganggap bahwa selama kami mampu, ARTJOG harus tetap hadir untuk masyarakat, meskipun diselenggarakan di tengah berbagai keterbatasan,” pungkasnya.

Program Manager ARTJOG, Gading Narendra Paksi, membenarkan semua ucapan Heri Pemad. Hingga detik ini pun pihaknya terus berkomunikasi dan bersiasat dengan pihak terkait.

"Mungkin akan banyak perubahan, tapi kami telah siap semendadak apapun, seberapa jauh peraturan itu berubah. Kami siap mengikuti. Dan berkomitmen kami jelas, ARTJOG 2021 Time (to) Wonder tetap akan berlangsung," tegasnya.

Sementara kurator ARTJOG, Ignatia Nilu, menambahkan tema kuratorial Time (to) Wonder yang tahun lalu sempat pending, saat ini diketengahkan.Tema ini bisa dimaknai sebagai waktu untuk kita melihat kondisi kembali dan juga mendengarkan keajaiban-keajaiban yang terjadi di sana.

"Irisannya tersebut berkaitan dengan sejarah politik atau memori diantaranya. Tidak melulu tentang memori personal atau memori yang dialami oleh individual. Tetapi juga memori kolektif yang berkaitan dengan sejarah dan waktu yang lampau," paparnya.

"Waktu yang lampau juga sangat berkaitan dengan waktu yang kita alami hari ini," tegasnya. (*)