PTS se-DIY Galang Kekuatan Menghadapi Sistem Akreditasi Baru yang Kurang Menguntungkan
Kami menargetkan 51,96 persen dari 750 program studi di Yogyakarta mencapai status unggul.
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Perguruan tinggi swasta (PTS) se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggalang kekuatan bersama menghadapi kebijakan baru sistem akreditasi institusi yang dinilai kurang menguntungkan.
Hal ini terungkap dalam pernyataan Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sekaligus Ketua Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan 'Aisyiyah (PTMA), Gunawan Budiyanto, Senin (30/9/2024) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
"Kebijakan baru yang hanya membagi akreditasi institusi menjadi terakreditasi dan tidak terakreditasi sangat memberatkan PTS," ungkap Gunawan.
Menurutnya, hal ini tidak mencerminkan investasi besar yang telah dilakukan PTS dalam meningkatkan kualitas pendidikan mereka.
Lebih adil
Gunawan menyatakan PTMA akan terus memperjuangkan sistem yang lebih adil. "Kami akan coba memperjuangkan ini secara dialogis," ujarnya mengenai pentingnya komunikasi dengan pembuat kebijakan.
Menanggapi situasi ini, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V mengambil langkah proaktif. Prof Setyabudi Indartono selaku Kepala LLDIKTI Wilayah V menyebutkan program Dulur Limo yang digagas berkomitmen berdiri dan maju bersama yang bertujuan meningkatkan akreditasi program studi.
"Kami menargetkan 51,96 persen dari 750 program studi di Yogyakarta akan mencapai status unggul dalam empat tahun ke depan," jelas Budi.
Program tersebut didukung dengan penandatanganan kerja sama antar perguruan tinggi swasta untuk memfasilitasi kerja sama dan berbagi sumber daya.
Cukup sehat
Meskipun menghadapi tantangan, kondisi PTS di Yogyakarta dinilai cukup sehat. Dia menyatakan kesiapan institusi pendidikan tinggi di wilayahnya. "Tidak ada perguruan tinggi di DIY yang dipanggil terkait masalah akreditasi," tambahnya.
Terlepas dari kontroversi ini, kedua pejabat sepakat bahwa fokus utama tetap pada peningkatan kualitas program studi dan relevansinya dengan kebutuhan industri. Langkah ini dianggap krusial mengingat munculnya profesi-profesi baru akibat perkembangan teknologi.
Dengan kolaborasi yang erat antar-institusi dan fokus pada peningkatan kualitas, perguruan tinggi swasta di Yogyakarta optimis dapat menghadapi tantangan sistem akreditasi baru sambil tetap mempertahankan standar pendidikan yang tinggi. (*)