Proyek Tol Jangan Hanya Bikin Warga Melongo

Proyek Tol Jangan Hanya Bikin Warga Melongo

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Rencana pembangunan jalan tol ruas Yogyakarta-Semarang maupun Yogyakarta-Solo harus benar-benar berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat. Jangan sampai proyek itu membikin warga DIY sebatas obyek bahkan hanya bisa melongo.

“Pemda harus memberi penjelasan. Jangan sampai ketika sudah jadi kita ndelongop. Kayak bandara (YIA). Sekarang kita dari bandara dapat apa? Bandara itu kita ndelongop,” ujar Dwi Wahyu B, Wakil Ketua Komisi B DPRD DIY, Rabu (15/7/2020), di DPRD DIY.

Mengingat DPRD DIY belum menerima penjelasan mengenai konsep pembangunan proyek nasional itu, Ketua Fraksi PDI Perjuangan ini dapat memaklumi Ngarsa Dalem sekaligus Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X sempat ragu-ragu.

Tol itu harus ada kejelasan terhadap perekonomian DIY. Kalau ada isu atau pernyataan Ngarsa Dalem tidak setuju atau setuju, itu terjadi karena tidak ada kejelasan. Keberadaan tol  harus memihak pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kan nggak jelas,” ungkapnya.

Menurut dia, inilah saatnya Pemda DIY Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda DIY maupun Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY duduk bersama dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).

Lha sekarang Pemda DIY harus memperjelas sejauhmana tol yang melewati Yogyakarta ini berimbas pada perekonomian masyarakat. Kudu dijelaske. Kalau nggak jelas jangan,” tandasnya.

Begitu pula rest area, lanjut dia, harus terkonsep dengan exit tol. Artinya rest area mampu menjadi sarana pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Dia menambahkan, setelah MoU ditandatangani baru kemudian Dinas Perindustrian masuk mengisi konten rest area dengan syarat rest area harus tipe A.

Ditanya DIY terkesan hanya sekadar untuk lewat tol? Dwi menegaskan jangan sampai terjadi seperti itu. Masyarakat harus menjadi subyek bukan obyek penderita.

Dengan begitu mereka ikut menikmati keberadaan tol kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat. “Pemda harus hadir,” kata dia.

Seperti diberitakan, proses pembangunan tol Yogyakarta-Bawen Semarang sudah memasuki tahapan sosialisasi pembebasan lahan.

Tol akan melewati tiga kecamatan di wilayah Sleman sepanjang kurang lebih 7,65 kilometer yaitu Kecamatan Tempel meliputi Desa Banyurejo 166 bidang tanah, Tambakrejo 88 bidang tanah dan Sumberrejo 12 bidang tanah.

Kemudian, Kecamatan Seyegan meliputi Desa Margokaton 190 bidang tanah, Margodadi 76 bidang tanah dan Margomulyo 106 bidang tanah. Sedangkan di Mlati proyek ini akan melewati Desa Tirtoadi. Di sana terdapat 277 bidang tanah yang harus dibebaskan. (sol)