Danais Rp 1,3 Triliun Satu Rupiah pun Tak Bergeser
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Dana Keistimewaan (Danais) dari
pemerintah pusat yang diterima Pemda DIY tahun ini sebesar Rp 1,32 triliun. Tidak
satu rupiah pun yang bergeser saat APBD DIY 2020 digeser habis-habisan, dalam
tanda kutip, untuk penanganan Covid-19.
“Jangan lupa,
ada anggaran yang tidak bergeser serupiah pun dari total Rp 1,32 triliun. Danais
yang dialokasikan ke kabupaten/kota se-DIY tidak sampai Rp 500 miliar, padahal
basis permasalahan berada di kabupaten/kota,†ungkapnya saat menjadi narasumber
diskusi Membangun Ketahanan Ekonomi
Daerah di masa Pendemi, Sabtu (18/7/2020), di Taru Martani Coffee &
Resto.
Artinya,
kata dia, perlu konsep dan skema untuk menyerap Danais. Persoalannya, eksekutif
barangkali hanya mengedepankan serapan bukan sasaran. Itu sebabnya pola pikir dewan
dan eksekutif perlu disamakan sehingga kebijakannya sama dengan permasalahan
yang ada.
“Harus
kompak. Apa artinya berpikir kalau kita jauh dari kehidupan,†ujarnya mengutip
petikan syair karya budayawan alm WS Rendra.
Pada masa
pandemi kali ini Dwi mengajak eksekutif koreksi diri supaya tidak ada kesan APBD
hanya untuk mengamankan gaji pegawai dan lain-lain yang harus terbayarkan.
Hadir pula
sebagai pembicara Asisten Bidang Perekonomian Sekda DIY Tri Saktiana,
Sekretaris Jercovid Apriyanto, Pemimpin Divisi Perkreditan Bank BPD DIY Nur
Iswantoro maupun anggota Komisi B DPRD DIY Agus Sumartono.
Tri Saktiana
menambahkan, ekonomi DIY ibarat pesawat dua baling-baling yang memutar sektor
pendidikan dan pariwisata. Jika keduanya sama-sama berputar diyakini mampu
menggerakkan sektor lain.
Apriyanto
menegaskan jika pesawat sudah terbang maka jangan biarkan landing. Diperkirakan krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 baru benar-benar
normal butuh waktu sekitar lima tahun.
Dia sepakat,
apabila pariwisata dan pendidikan belum bergerak maka sulit bagi DIY keluar
dari krisis. Artinya harus ada terobosan. “Setiap Rp 1 miliar dari aktivitas pariwisata akan melahirkan industri
pendukung senilai Rp 104,9 miliar,†kata dia.
Sedangkan Agus
Sumartono mengajak semua pihak untuk belajar dari krisis. Setiap terjadi krisis,
ide dan pikiran nilainya begitu berharga. Pandemi Covid-19 Dampaknya lebih kompleks.
Hampir semua sektor rontok.
Dia sepakat penanganan
sektor pariwisata dan pendidikan didahulukan. Pemda DIY perlu melibatkan
masyarakat sebab kadang-kadang partisipasi publik jauh lebih besar dari yang
dikerjakan pemerintah.
Nur
Iswantoro menambahkan, Bank BPD DIY siap mendukung pemulihan ekonomi DIY, salah
satunya mempersilakan para pelaku UMKM mengajukan kredit.
Hingga saat
ini bank milik Pemda DIY itu melaksanakan restrukturisasi kredit terhadap 6.700
kreditur dari total nasabah 71 ribu. “Memang mereka terdampak Covid-19. Omzet turun.
Pemerintah memberi tenggang waktu 31 Maret 2021, rata-rata mereka meminta jangka
waktu penundaan enam bulan,†kata dia.
Diakui, restrukturisasi
memang mempengaruhi cash flow perbankan
karena tidak ada angsuran yang masuk. “Kita harus pandai mengendalikan
likuiditas. Alhamdulilah, Bank BPD
DIY karena sangat dipercaya masyarakat dana pihak ketiga (DPK) sampai Rp 9
triliun,†paparnya. (sol)