Tak Perlu Ragu Minum Jamu Gendong, Sudah Ada Sertifikat

Tak Perlu Ragu Minum Jamu Gendong, Sudah Ada Sertifikat

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) memberikan bimbingan teknis (bimtek) dan sertifikasi kepada sekitar 30 pelaku usaha jamu gendong, Rabu (12/08/2020), di Yogyakarta.

Bimtek dan sertifikasi itu diberikan langsung Kepala Badan POM, Penny K Lukito, pada kegiatan stikerisasi dan penyerahan sertifikat bagi usaha jamu gendong di Yogyakarta.

“Ada 30 UMKM jamu gendong yang kita berikan sertifikat. Sebelumnya sudah 176 pelaku usaha jamu gendong mendapat sertifikasi. Kami mendukung standardisasi aspek higienis, sanitasi pelaku usaha jamu gendong sesuai aspek keamanan mutu,” ujar dia.

Melalui sertifikasi, Badan POM berharap kepercayaan dan keinginan masyarakat mengonsumsi jamu meningkat. Penny Lukito memandang pembinaan UMKM obat tradisional atau herbal sejalan dengan upaya pencegahan Covid-19 serta pemulihan ekonomi nasional.

“Khasiatnya kita sudah menyadari secara empiris, tapi sekarang bagaimana penyajiannya bisa lebih baik untuk meningkatkan permintaan dan keinginan milenial meminum jamu. Kita menyadari juga aspek pencegahan, daya tahan tubuh di masa pandemi, secara turun-temurun jamu sudah terbukti,” ujarnya di Hotel Tentrem Yogyakarta.

Dia menggarisbawahi mayoritas pengusaha jamu adalah UMKM. Pemerintah ingin membantu harkat jamu gendong akan mendapat kepercayaan lebih di masyarakat.

“Kita harus terus meningkatkan dukungan untuk pengembangan kualitas jamu dan produk herbal Indonesia. Badan POM mendampingi. Ini keberpihakan kami terhadap UMKM karena pelaku usaha jamu 90 persen UMKM dan 10 persennya industri besar,” paparnya.

Di DIY jumlah UMKM obat tradisional yang telah tersertifikasi angkanya cukup rendah, hanya 15 UMKM atau sekitar 38 persen dari total 39 UMKM yang bergelut di bidang jamu dan herbal.

Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyebutkan, bantuan bimtek dan pemberian sertifikat dari Badan POM RI diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk jamu yang dijual.

“Harapan kami penjualan jamu gendong meningkat, orang akan yakin produk yang dihasilkan sudah terstandardisasi,” ungkapnya.

Pelatihan dan sertifikasi yang dilakukan Badan POM, ujar Heroe, sebagai upaya meyakinkan publik terkait kualitas jamu yang diproduksi pelaku usaha jamu.

“Di Jogja sudah banyak jamu-jamu yang legenda. Tapi kita semua harus bisa meyakinkan standarnya memiliki jaminan mutu yang baik,” tandasnya. (sol)