KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Kantor Staf Presiden (KSP) mengajak seluruh elemen masyarakat dan Pemda DIY kembali menegakkan protokol kesehatan untuk menangkal kemungkinan terjadinya persebaran varian baru Covid-19 terutama menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022. Acara ini diselenggarakan di Hotel Sheraton Sleman.
“KSP melihat ada tantangan menjelang libur Nataru. Di satu sisi, tidak akan mungkin melakukan pembatasan yang ekstrem. karena ekonomi akan turun dan pariwisata yang akan jatuh kembali," kata Joanes Joko, Tenaga Ahli Utama KSP.
Pria yang akrab disapa Joko tersebut mengatakan, Nataru menjadi penting untuk dimonitor karena pasti akan ada mobilitas masyarakat yang besar. Sebelumnya, KSP pun telah mengadakan forum konsolidasi serupa di dua daerah yakni Bogor Raya dan Kota Bandung.
Sama seperti Bogor Raya dan Kota Bandung, Yogyakarta, Solo dan Semarang memiliki daya tarik wisata yang akan berpotensi meningkatkan mobilitas masyarakat.
“KSP Mendengar ini adalah forum konsolidasi. Kepada pemimpin organisasi masyarakat, kami minta bantuan agar mengorganisir masyarakat. Harapannya agar Nataru tidak menjadi sumber gelombang ketiga Covid-19," lanjutnya.
KSP dalam menjalankan fungsinya terkait pengelolaan strategi komunikasi politik dan diseminasi informasi, termasuk penyampaian analisis data dan informasi strategis dalam rangka mendukung proses pengambilan keputusan, melaksanakan kegiatan reguler KSP Mendengar di daerah-daerah.
Joko menilai pentingnya sinergitas, soliditas dan koordinasi dalam mencegah dan menanggulangi pandemi Covid-19 dengan varian baru omicron bisa segera tertangani. Selain itu, strategi dan kebijakan dapat dilaksanakan dalam frekuensi yang sama pada tingkat pusat maupun daerah.
Kegiatan KSP Mendengar bertujuan untuk menampung aspirasi masyarakat Yogyakarta. Kegiatan ini dihadiri sekitar 140 organisasi masyarakat, media dan perwakilan pemerintah daerah setempat.
Hadir dalam kesempatan itu perwakilan Dinas Kesehatan DIY, Dinas Pariwisata DIY, Aisyiyah, Muhamadiyah, Fatayat NU, CD-Bethesda, Kadin DIY, PHRI DIY, Pusat Studi Pancasila UGM, Wirausaha Kagama, SAR Sena DIY, Baguna DIY, Seknas Jokowi, HPI DIY, Sekarwangi DIY, FPUB DIY, Pawiyatan DIY, Komunitas Gusdurian DIY, WKRI DIY, DPD HIPKI (Himpunan Penyelenggara Kursus dan Pelatihan Seluruh Indonesia) DIY dan ormas lainnya.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 per Senin, Yogyakarta menempati posisi lima daftar provinsi yang mencatatkan sebaran Covid-19 harian tertinggi dengan Sembilan kasus baru.
Pemerintah DIY optimistis hampir semua entitas sosial kemasyarakatan di Yogyakarta bekerja dengan sangat baik dalam penanganan Covid-19.
"Kami masih cukup optimistis khususnya di sektor pariwisata, karena kita butuh produktif di masa yang tidak kondusif," kata Kurniawan, Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata DIY.
Apabila pariwisata lokal jatuh, maka penurunan wisata mancanegara melalui pintu masuk akan mencapai 83,50 persen. Hal tersebut juga akan mendorong pengangguran terbuka menjadi naik 4,57 persen. (*)