Wastafel Terdekat dari Rumdin Walikota Pun Terbengkalai

Wastafel Terdekat dari Rumdin Walikota Pun Terbengkalai

KORANBERNAS.ID,  KLATEN—Kesadaran untuk memelihara fasilitas umum, sejauh ini memang belum nampak di sebagian besar masyarakat. Bukan hanya masyarakat kebanyakan, bahkan aparatur pemerintah pun, cenderung masih abai dengan pentinya memelihara fasilitas umum, termasuk keberadaan wastafel atau tempat mencuci tangan di masa pandemi sekarang ini.

Di Salatiga Jawa Tengah misalnya, sebuah wastafel lengkap dengan bak penampungan air berkapasitas besar, nampak mangkrak tidak terpelihara dengan baik. Wastafel yang dibangun oleh Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) ini, hanya terlihat gagah dari kejauhan. Tapi saat kran ditekan, tak setetespun air mengucur.

Kondisi ini, disesalkan oleh warga yang kebetulan melintas dan ingin memanfaatkan air guna mencuci tangan. Mereka sangat menyayangkan, fasilitas yang demikian bagus dibangun di dekat Rumah Dinas Walikota Salatiga pun, sejauh ini terbengkalai.

“Sangat disayangkan. Padahal lokasinya sangat strategis di dekat Rumah Dinas Walikota. Dekat dengan pusat perbelanjaan dan juga dekat dengan pos polisi,” ujar seorang pejalan kaki.

Di Klaten, keberadaan wastafel di tempat-tempat umum, terlihat jauh lebih baik. Sarana mencuci tangan yang dibuat seadanya memanfaatkan perabot seperti ember, jerigen dan galon air mineral itu, terlihat masih utuh dan bisa dimanfaatkan oleh warga.

Perabot-perabot tersebut dimodifikasi sedemikian rupa, dengan dipasang kran air agar bisa lebih mudah dipergunakan untuk mencuci tangan. Di sebelahnya, juga selalu terlihat sabun sebegai pelengkap.

Di Pasar Srago Kelurahan Mojayan Kecamatan Klaten Tengah misalnya, fasilitas cuci tangan umum dipasang oleh pengelola pasar dan paguyuban pedagang. Ada juga satu unit bantuan dari Lion Club Manggala Mataram di Yogyakarta, yang diwakili Naniek Surani.

“Di Pasar Srago, ada sekitar 17 tempat cuci tangan yang dipasang. Semuanya masih berfungsi seperti semula,”kata Kepala Unit Pasar Srago Agus Setyono dan staf Pasar Srago, Kurniawan.

Untuk menjaga kelestarian fasilitas tersebut, pihak pasar bekerjasama dengan paguyuban pedagang silih berganti mengisi air dan sabun jika akan habis. Jadi baik pedagang maupun warga yang belanja di pasar, jika ingin mencuci tangan tidak kebingungan.

Begitu juga yang terjadi di pasar tradisional lainnya, Pasar Hewan Prambanan dan di tempat umum lain. Fasilitas mencuci tangan pada umumnya masih berfungsi dengan baik.

Yang berbeda justru keberadaan bilik steril yang ada di pasar, di instansi pemerintah dan swasta. Beberapa waktu lalu di awal pandemi, hampir semua instansi pemerintah daerah, kantor camat dan kantor desa memasang bilik steril dan fasilitas cuci tangan.

Namun karena anggaran operasional bilik tersebut lumayan besar, maka keberadaan bilik itu sudah tidak difungsikan lagi.Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Klaten Bambang Sigit Sinugroho menginstruksikan, semua pasar pemkab agar membuat bilik steril. Dari 40-an pasar milik Pemkab Klaten, kini hanya bilik steril Pasar Klaten yang masih berfungsi. (mgs)