Tahun Ini TNI AD Rekrut 17 Ribu Prajurit

Tahun Ini TNI AD Rekrut 17 Ribu Prajurit

KORANBERNAS.ID, JAKARTA – Tahun ini Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) merekrut 17.246 prajurit. Ada kebijakan baru, prosedurnya dibuat relatif lebih mudah dari tahun sebelumnya. Materi uji pun disesuaikan.

“Tahun 2020 ini TNI AD menambah alokasi rekrutmen (penerimaan) prajurit menjadi 17.264 orang,” ungkap Waaspers Kasad Brigjen TNI Agus Setiawan SE, Sabtu (8/2/2020).   

Di sela-sela mengunjungi stan TNI pada pelaksanaan 29th Indonesia International Education Training Expo & Scholarship 2020 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, kepada media Agus menyatakan pendaftar memperoleh kesempatan lebih terbuka untuk lulus.

“Dengan adanya perbaikan standar penilaian setiap materi seleksi, pimpinan TNI AD dalam hal ini Bapak Kasad (Jenderal TNI Andika Perkasa) memberikan kesempatan bagi para calon prajurit untuk lulus," ujar kata dia.

Contohnya, pada uji jasmani terutama renang tidak lagi menjadi bahan penilaian yang menentukan peringkat, namun hanya sebagai data bahan pertimbangan.

Agus Setiawan menegaskan perubahan tersebut bukan berarti terjadinya penurunan kualitas kemampuan calon prajurit, karena pada dasarnya seleksi dilakukan secara ketat.

"Dalam rangka mendapatkan SDM yang unggul dan profesional, TNI AD akan tetap melaksanakan rekrutmen secara obyektif dan transparan," tegasnya.

Khusus rekrutmen tahun ini dialokasikan untuk Tamtama, Bintara maupun Perwira. Tahun sebelumnya TNI AD hanya merekrut 15.547 prajurit. “Tahun 2020 ini, TNI AD akan merekrut 17.264 pemuda-pemudi terbaik dari seluruh penjuru tanah air,” kata lulusan Akmil tahun 1990 ini.

Untuk Calon Taruna Akademi Militer (Catar Akmil) sejumlah 400 orang, Pa PK Reguler 130 orang, Pa PK Tenaga Kesehatan 110 orang, Caba PK 3.500 orang, Cata PK 13.100 orang dan mahasiswa beasiswa sebanyak 24 orang.

Seperti tahun sebelumnya, TNI AD senantiasa memberikan kesempatan luas kepada pemuda-pemudi Indonesia untuk menjadi prajurit, termasuk mereka yang tinggal di perbatasan, pedalaman maupun pulau terluar.

Dengan adanya sistem zonasi maka terbuka kesempatan bagi putra daerah, namun bukan berarti menutup peluang bagi pendatang yang berdomisili di wilayah tersebut.

"Alokasi penerimaan prajurit dibagi sampai  tingkat Kodim. Calon yang direkrut diprioritaskan putra daerah setempat, dan apabila (calon) merupakan pendatang maka diwajibkan minimal telah berdomisili selama tiga tahun,” terangnya.

Waaspers Kasad Brigjen TNI Agus Setiawan SE berdialog dengan Taruna TNI. (istimewa)

Sistem zonasi merupakan wujud kepedulian dan kecintaan TNI AD kepada pemuda-pemudi Indonesia. TNI AD milik seluruh rakyat Indonesia, seluruhnya berhak ikut mengabdi sebagai prajurit TNI AD, baik yang tinggal di perbatasan, pedalaman, maupun pulau-pulau terluar Indonesia.

"Khusus kepada adik-adik yang berminat ikut seleksi penerimaan prajurit, selama pelaksanaan seleksi, TNI AD tidak pernah memungut biaya apa pun. Bila ada oknum nakal yang dengan sengaja menawarkan iming-iming agar lulus, maka jangan percaya dan bila perlu laporkan,” tegasnya.

Tak pernah sepi

Pada bagian lain terkait pelaksanaan pameran kali ini, Agus Setiawan mengatakan sangat senang dan bangga melihat stan TNI AD. Tampilan maupun personel yang bertugas dipersiapkan dengan baik.

“Saya monitor sejak hari Kamis (6/2/2020), stan TNI AD tidak pernah sepi pengunjung. Ini tidak hanya menunjukkan kecintaan rakyat kepada TNI AD, namun juga wujud komitmen TNI AD memberikan layanan yang terbaik kepada masyarakat, khususnya memberikan informasi yang akurat terkait penerimaan prajurit,” tutur ayah tiga orang anak ini.

Selama tiga hari, stad TNI AD selalu dipenuhi pengunjung dari berbagai kalangan usia. Tidak hanya sekadar mencari informasi terkait penerimaan prajurit, namun juga ada yang mencoba tiang pull-up dan chinning, cek buta warna, konsul psikologi, foto-foto dengan para Taruna maupun prajurit Kostrad, Kopassus, dan Kowad.

"Saya sangat senang, pengunjung yang datang tidak hanya melihat, namun juga mencoba berbagai alat uji dan konsultasi, bahkan ada yang langsung mendaftar dengan dibimbing personel dari Ajendam Jaya," tandasnya.

Dari catatan panitia stan TNI AD,  pengunjung hari pertama sejumlah 1.250 orang, hari kedua 1.640 orang dan hari ketiga sejumlah 1.750 orang, rata-rata 200 sampai 250 orang mendaftar langsung di stan tersebut setiap harinya. (sol)