Segarnya Aroma Serai Merah dari Tanah Tandus Perbukitan
KORANBERNAS.ID, BANTUL – Enam bulan sejak 23 Februari 2020,
anggota Kelompok Tani “Karya Sejati†Dusun Kebosungu 1 Desa Dlingo Bantul
menanam serai merah di tanah gunung penuh bebatuan.
Di tanah gersang
tersebut tanaman yang mengeluarkan aroma harum segar itu tumbuh subur dan hijau
sehingga menjadi semacam oase di antara tandusnya tanah perbukitan.
Lokasi lahan
serai merah memang sulit dijangkau. Bupati Bantul Suharsono didampingi tokoh
masyarakat Dlingo Totok Sudarto, Sabtu (25/7/2020), harus berjalan kaki mendaki
bukit terjal. Kiri-kanan terlihat hanya bongkahan-bongkahan batu besar keras berwarna
kecokelatan.
“Kelompok
kami sudah berdiri sejak tahun 2010. Sejak enam bulan lalu menanam serai merah.
Dipilih serai karena ditanami apa saja lahan di sini tidak hidup, palawija juga tidak menghasilkan.
Akhirnya bekerja sama dengan Dinas Kehutanan, ada jalur untuk meningkatkan
ekonomi dengan tanaman serai,†kata Mujino, Ketua Kelompok Tani “Karya Sejatiâ€.
Pada tahap
pertama lahan yang ditanami serai merah seluas dua hektar milik kas desa. Saat
ini sedang koordinasi dengan lurah desa
setempat untuk menanami lahan tanah kas desa hingga 16 hektar.
“Awalnya
bibit dari pendamping. Nanti kalau sudah panen raya ini selesai, maka kita
kembangkan bibitnya dari situ, tidak perlu bibit lagi. Karena serai merah dipangkas
nanti bisa ditanam lagi sebagian,†katanya.
Dari lahan
seluas satu hektar bisa diperoleh hasil 2,5 ton daun. Kemudian daun tersebut disuling
menjadi minyak atsiri yang bisa diolah menjadi minyak sereh wangi.
Harganya Rp
20 ribu ukuran 200 ml dan kayu putih rool
on Rp 10 ribu. “Belum dijual di swalayan karena ini baru perdana dan baru
mulai produksi minyak atsiri,†katanya. Kelompok ini menggunakan brand Shafaluna.
Bupati
Bantul Suharsono mendukung langkah petani setempat dalam rangka peningkatan
ekonomi di tengah keterbatasan lahan. “Tadi ada persoalan pengairan, kami siap
membantu. Jadi nanti bisa dibuat proposal. Kalau tahun ini refokusing anggaran
untuk penanganan Corona, kemungkinan kita masukkan program tahun 2021,†kata bupati.
Dia berharap
pengembangan serai merah di lahan yang sebelumnya sulit ditanami aneka tanaman
tersebut bisa menjadi salah satu cara
meningkatkan ekonomi warga di Kebosungu.
“Nanti bisa
juga menjadi salah satu daya tarik wisata di Dlingo. Saya memiliki cita-cita, Dingo
akan menjadi “puncakâ€-nya DIY. Jadi kalau di Bogor ada Puncak, nah di sini ada Dlingo,†katanya.
Daya dukung sedang disiapkan menuju ke sana. Seperti perluasan jalan China Mati yang saat ini sampai tahap penghitungan ganti rugi lahan warga serta jembatan penghubung Dlingo ke Gunungkidul. Dengan demikian wisatawan dari Gunungkidul bisa langsung masuk Dlingo, begitu pula sebaliknya. (sol)