Ponpes Azziadah Merangkul Anak Jalanan, Wakil Bupati Purworejo Mendukung

Ponpes Azziadah Merangkul  Anak Jalanan, Wakil Bupati Purworejo Mendukung

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Pondok Pesantren (Ponpes) Azziadah di Desa Tegalsari, Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo, punya metode pengajaran yang unik. Di samping pengajaran untuk santriwan dan santriwati pada umumnya, Ponpes ini juga mendekati anak dan remaja jalanan yang hidupnya kental dengan berbagai pengaruh negatif.

Salah satu pengasuh Ponpes Azziadah, Taufik Hidayat (29), menyebut salah satu prinsip hidup adalah bermanfaat bagi orang lain. Tidak hanya bermanfaat bagi orang-orang yang baik saja, namun juga ingin bermanfaat di lingkungan orang-orang yang “kurang baik”.

Menurut Taufik Hidayat, seperti dikutip dari siaran pers Humas dan Protokol Setda Purworejo yang diterima koranbernas.id, Rabu (13/5/2020), anak dan remaja jalanan bukan orang yang harus dijauhi tapi harus didekati. Dengan harapan memberikan penyadaran ke jalan yang sesuai ajaran Islam dalam Alqur’an.
 

Taufik mengakui, meski tidak mudah menerapkan prinsip tersebut karena harus menghadapi berbagai cemoohan ketika mendekati orang jalanan, namun tidak mematahkan semangatnya untuk tetap melakukan sesuatu yang bermanfaat.

“Banyak ungkapan-ungkapan sinis yang mengatakan anak kyai kok mau dekat-dekat dengan orang jalanan. Saya menganggap ini tantangan yang harus saya hadapi,” kata Taufik yang juga menantu Mustofa, pemilik Ponpes Azziadah.
 

Taufik selalu mengingat pesan dari guru yang mengajarkannya agar hidup bisa bermanfaat untuk sesama. “Maka saya terapkan. Selain itu saya juga merasa kasihan. Siapa lagi yang akan mendekati anak jalanan. Jangan melihat keburukan orang lain, tanpa melihat duduk permasalahannya. Dengan mengetahui yang sebenarnya, insyaAlloh akan diberi kemudahan dalam menyadarkan. Bukan tidak mungkin anak jalanan yang sudah sadar dari pengaruh negatif, justru akan melebihi baiknya dari yang lain,” papar Taufiq yang pernah mengenyam ilmu agama Islam di tiga Ponpes Purworejo dan Magelang ini.

Perlakuan pembelajaran untuk anak jalanan juga berbeda. Tidak berbaur dengan santri yang lain, tetapi dalam ruangan tersendiri sebagai upaya menjaga privasi. Metode mengajinya selain mengajarkan sholat lima waktu, hafalan surat-surat Alqur’an, juga penyadaran akan pertanggungjawaban hidup tidak hanya di dunia tapi juga di akherat.

 

“Alhamdulillah, mereka mau meninggalkan perbuatan yang dilarang agama seperti sabu, miras, judi, dan sejenisnya. Bahkan sudah melaksanakan sholat lima waktu, mengaji Alqur’an, dan lainnya,” kata Taufik.

Meski anak jalanan yang mengaji hanya 10 orang, namun Taufik percaya nantinya mampu menularkan pada yang lain untuk mengikuti mengaji.
 

“Apalagi Bu Wakil Bupati, Yuli Hastuti, sudah rawuh ke sini. Ini suport bagi Ponpes kami. Tentu saya mohon dukungan doa dari Bu Yuli. Meski skupnya masih kecil, semoga manfaatnya besar,” papar Taufik.

Wabup Hj Yuli Hastuti SH di sela-sela kunjungannya di sejumlah Ponpes di wilayah Kecamatan Bruno pada Selasa (12/5/2020), merasa bangga dengan salah satu Ponpes di Bruno seperti Ponpes Azziadah yang memperhatikan anak dan remaja bermasalah.

Sekecil apapun dalam mendatangkan manfaat bagi orang lain, menurut Yuli Hastuti, tentu sangat baik. Diharapkan, penyadaran melalui pendekatan ajaran agama seperti ini bisa terus dikembangkan.
 

Ponpes Azziadah merupakan Ponpes tertua kedua di Bruno setelah Ponpes Roudotul Atfal. Letaknya yang cukup jauh dari kota, sekitar 30 kilometer dari kota Purworejo, namun tak menyurutkan para santrinya untuk belajar. Santri bahkan berdatangan dari berbagai daerah. Tidak hanya dari lingkungan sekitar Tegalsari dan Wonosobo saja, tapi juga pernah ada santri yang datang dari Sumatera, Palembang, Cilacap, dan daerah lain.

Tercacat sudah ribuan santri yang telah usai menempuh ilmu Islam dan kembali ke daerah masing-masing untuk mengamalkan ilmunya. Para santri alumni dari Ponpes Azziadah, juga masih menjaga komunikasi dengan alma maternya.

Saat ini masih ada 80-an santriwan dan santriwati, dengan 6 guru dari kyai dan nyai sebagai Pengasuh Ponpes. (eru)