Pelaku Usaha Rias Pengantin Empat Bulan Tiarap Sepi Order

Pelaku Usaha Rias Pengantin Empat Bulan Tiarap Sepi Order

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Selama empat bulan terakhir pelaku usaha rias pengantin di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah tiarap karena sepi order. Berharap pandemi Covid-19 segera berlalu mereka mencoba membuat terobosan baru beruoa pernikahan di era New Habit atau kebiasaan baru.

Melalui simulasi yang digelar di obyek wisata Bukit Sikepel, Selasa (28/7/2020), Mutiara Wedding Organizer mengenalkan prosesi pernikahan dengan protokol kesehatan. Simulasi kali ini dihadiri Wakil Bupati Purworejo, Yuli Hastuti.

Terlihat hadir pula Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Agung Wibowo AP MM, Camat Bener Agus Widiyanto SIP MSi, Forkopimcam serta Ketua TP PKK Heru Kusumo Ardiningsih SE.

“Simulasi ini sangat bagus, dapat menjadi contoh bagi masyarakat yang akan menggelar hajatan. Utamanya acara pernikahan yang sesuai protokol kesehatan," papar Yuli Hastuti.

Sseperti diketahui Pemerintah Kabupaten Purworejo gencar membangun sektor pariwisata sebagai primadona untuk meningkatkan perekonomian daerah. Tahun ini sebenarnya puncak kunjungan atau Romansa Purworejo 2020.

Namun, kata Yuli, akibat pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, hampir semua lini kehidupan terganggu tak terkecuali sektor pariwisata.

Semua tempat wisata tutup. Para pelaku pariwisata maupun pelaku usaha lain pendukung pariwisata seperti jasa transportasi, penginapan, hingga perajin suvenir dan penjual makanan-minuman, semuanya terdampak.

“Jasa weeding organizer (perencana dan pelaksana pesta  pernikahan) juga terdampak karena masyarakat sempat dilarang mengadakan hajatan. Otomatis penyedia jasa wedding organizer tidak dapat menjalankan roda usahanya,” ujarnya.

Memasuki adaptasi kebiasaan baru atau new habit, masyarakat sudah bisa menjalankan kegiatan ekonomi, sosial dan keagamaan. Hajatan tidak lagi dilarang asalkan tidak mengundang tamu terlalu banyak apalagi dari luar daerah.

Kewaspadaan pencegahan Covid tetap menjadi prioritas. Setiap aktivitas harus menerapkan protokol kesehatan yaitu wajib memakai masker, menjaga jarak antar individu dan sering cuci tangan pakai sabun. Kabupaten ini sempat berada di zona hijau.

Dari simulasi ini diharapkan terlaksana prosesi pernikahan yang sakral namun tetap menerapkan protokol kesehatan. “Penerapan protokol kesehatan sangat penting, apalagi setelah adanya penambahan kasus positif baru di Kabupaten Purworejo,” kata Yuli.

Surat edaran

Agung Wibowo menambahkan, sudah terbit surat edaran tata cara atau standar operasional penyelenggaraan kepariwasataan, seni budaya termasuk ekonomi kreatif yang berkaitan erat dengan bidang pariwisata dan kebudayaan.

Dia mengakui, empat bulan terakhir pelaku usaha wedding organizer dan pelaku kesenian tidak bisa berkegiatan. Sekarang mereka bisa melaksanakan kegiatan namun wajib sesuai standar operasional,  mengacu keputusan bersama No 2/2020 yang diterbitkan Menteri Pariwisata, Menteri Ekonomi Kreatif serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

“Disarankan tidak bersentuhan fisik. Satu mikrofon digunakan untuk satu orang jika bergantian disediakan sarung mikrofon. Simulai ini sudah sesuai protokol kesehatan,” jelasnya.

Ketua pelaksana simulasi Galih Gerranda Vibra Ramadhani melaporkan,  simulasi resepsi pernikahan di era new habit merupakan gagasan perias.

“Pada saat pandemi kami dikatakan tiarap sehingga ketika dicabut masa tanggap darurat, kami bersama-sama menggelar acara resepsi pernikahan dengan protokol kesehatan yang benar,” ungkapnya.

Harapannya ke depan dapat digelar resepsi dengan ketentuan yang sudah diatur. “Kami ingin memperbaiki ekonomi meskipun cukup sulit. Kami pilih wisata Bukit Sikepel karena tempatnya terbuka,” jelasnya. (sol)