Gara-gara Lindi, Sopir Terpaksa Membawa Pulang Kembali Muatan Sampah dari TPST

Gara-gara Lindi, Sopir Terpaksa Membawa Pulang Kembali Muatan Sampah dari TPST

KORANBERNAS.ID, BANTUL--Untuk kesekian kalinya, Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan di Dusun Banyakan, Desa Sitimulyo diblokir warga sekitar, Selasa (15/9/2020) pagi. Hingga berita ini diturunkan, pemblokiran masih dilakukan. Sehingga armada sampah tidak bisa masuk lokasi untuk menurunkan muatan. Akibatnya terjadi antrean panjang, hingga jalan masuk ke lokasi TPST yang berjarak sekitar 2 kilometer. 

“Kami tidak bisa masuk ke lokasi untuk membuang sampah. Kalau armada saya sendiri, saya bawa pulang ke rumah dan masih penuh dengan sampah,” kata Ketua Paguyuban armada sampah non plat merah “Eker-Eker Golek Menir”, Sodik Murwanto kepada koranbernas.id, Selasa (15/9/2020).

Dirinya juga tidak tahu, penutupan atau pemblokiran tersebut akan dilakukan sampai kapan.

Sementara Maryono, juru bicara warga mengatakan pemblokiran dilakukan agar armada sampah tidak melakukan pembuangan untuk sementara, hingga bisa ditemukan solusi. Saat ini lindi (air limbah-red) dari sampah tersebut mengalir hingga ke pemukiman di Lengkong RT 8, Desa Bawuran ,

Kecamatan Pleret, Bantul. Ada 80 KK yang sumurnya terdampak pencemaran, sehingga bau dan berwarna.

“Kami ingin agar eskavator atau alat berat bisa mengkondisikan sampah di bagian tengah lokasi. Jangan sampai berserakan kemana-mana. Maka kami menuntut ini ditutup dulu, nanti ditata baru dibuka lagi,”kata Maryono.

Selain itu, tuntutan warga lainya adalah pembuatan drainase yang memadai, penutupan sampah tidak terpakai, pemasangan paving, pengaspalan jalan yang saat ini banyak berlobang dan rusak, soal kebersihan jalan dan lingkungan serta kompensasi kepada warga.

“Sudah 25 tahun warga di sini tidak mendapat kompensasi apapun,”katanya.

Dari sekian persoalan, warga menilai yang krusial dan perlu segera mendapat solusi adalah menyangkut air lindi agar tidak lagi merembes ke pemukiman warga. (*)