Energi Bangsa Terkuras untuk Debat yang Tak Perlu

Energi Bangsa Terkuras untuk Debat yang Tak Perlu

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Pakar Pancasila dari Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada (UGM), HM Jazir ASP, mengingatkan seluruh elemen bangsa Indonesia agar menghentikan perdebatan-perdebatan yang sekiranya tidak perlu termasuk perdebatan soal  ideologi Pancasila. Sesuatu yang sudah selesai hendaknya tidak perlu dipermasalahkan lagi.

“Jangan sampai kita terjerumus di lubang yang sama, habis energi hanya untuk hal-hal yang sebetulnya sudah selesai,” ungkapnya saat menjadi narasumber Diskusi Fraksi PKS DPRD DIY Refleksi 75 Tahun Kemerdekaan RI : Pembumian Nilai Pancasila dalam Tinjauan Sejarah dan Kekinian, Sabtu (22/8/2020), di DPRD DIY.

Alumnus Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) dan Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini mencontohkan perdebatan mengenai hari lahir Pancasila 1 Juni ataukah 18 Agustus sepertinya masih berulang. “Kedua-duanya tidak salah. Yang diperdebatkan itu masalah yang sama dan sudah selesai pada perdiode sebelumnya,” kata Jazir.

Kenapa perdebatan masih saja muncul, Jazir yang juga aktif di Majelis Ulama Indonesia (MUI) DIY itu menambahkan, hal itu terjadi karena tidak pahamnya para pelaku politik terhadap ideologi Pancasila terutama sejarahnya.

Diskusi yang dipandu Sekretaris Fraksi PKS DPRD DIY Sofyan Setyo Darmawan kali dibuka Ketua Fraksi PKS DPRD DIY Imam Taufik. Hadir pula para anggota fraksi yaitu Agus Sumartono, Muhammad Syafi’i, Amir Syarifudin, Muh Ajrudin Akbar maupun Huda Tri Yudiana yang juga Wakil Ketua DPRD DIY.

Imam Taufik mengatakan diskusi yang disiarkan melalui live streaming youtube relevan dengan kondisi saat ini bertepatan dengan 75 tahun kemerdekaan RI. “Kita refleksi, kira-kira apa solusi terbaik ke depan bagi bangsa kita,” ungkapnya.

Usia 75 tahun untuk ukuran biologis manusia memang bisa dikatakan sudah lanjut namun jika diukur dari peradaban bangsa Indonesia masih muda, baru 10 persen perjalanan bangsa apabila rentang masa satu generasi mencapai 1.000 tahun. (sol)