Dinkes Sleman Akan Melakukan Tes Swab Sampling ke Pondok Pesantren

Dinkes Sleman Akan Melakukan Tes Swab Sampling ke Pondok Pesantren

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman akan melakukan tes swab sampling ke Pondok Pesantren (Ponpes) yang ada di wilayah Sleman. Tes swab tersebut akan diutamakan untuk ustadz dan tenaga pendidik di Ponpes.

 

Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Joko Hastaryo, menjelaskan Ponpes tersebut tersebar di wilayah Sleman bagian timur, tengah serta barat. Ada tiga Ponpes yang dipilih. Seluruhnya mewakili Kabupaten Sleman sisi timur, tepatnya wilayah Kecamatan Berbah, tengah di Kecamatan Ngaglik dan sisi barat di kawasan Kecamatan Moyudan.

 

“Rencana awal kami menyasar Ponpes Pandanaran yang akan dilakukan Rabu (29/7/2020). Uji swab ini menyasar ustadz-ustadz dan tenaga pendidik di pesantren. Jadi mengkondisikan pengurus pesantren sehat dulu, nanti baru bisa menerima santri-santri dari luar daerah,” kata Joko kepada wartawan di Pendopo Parasamya Pemkab Sleman, Senin (27/7/2020).

 

Menurut Joko,  Gugus Tugas Covid-19 Sleman menargetkan setidaknya 1.000 uji swab dalam satu minggu. Sementara target total mencapai 5.000 uji swab. Skema ini tentu menjadi konsekuensi bertambahnya kasus Covid-19 di Sleman setiap harinya.

 

“Hitungannya, penduduk Sleman itu 1,1 juta, sampelnya 1/1.000 penduduk. Itu yang harus kami ambil. Kemudian untuk yang kira-kira menimbulkan semacam klaster, ya kami kejar dengan tracing diperluas,” tambah Joko.

 

Upaya screening massal ini merupakan hasil konsultasi dengan ahli epidemiologi FKKMK UGM. Setidaknya ada lima prioritas yang menjadi sasaran uji swab. Pertama adalah tenaga kesehatan di Puskesmas maupun Rumah Sakit.

Prioritas selanjutnya adalah tempat pendidikan berasrama. Pertimbangannya, para siswa berasal dari berbagai wilayah.

 

Ketiga, tempat berkerumun masyarakat, baik di pasar tradisional maupun pasar modern, mall hingga tempat pelayanan publik. Termasuk didalamnya kegiatan pariwisata dan olahraga.

 

Keempat, pelaku perjalanan. Sasarannya adalah individu yang tidak melakukan tes mandiri. Tapi urutan prioritas pertama adalah tenaga kesehatan karena rentan terpapar.

 

Tindak lanjut dari skema ini adalah screening massal dengan swab. Tercatat untuk tenaga kesehatan sudah mencapai sekitar 2.000 uji swab. Menyusul kemudian uji swab di tiga pondok pesantren. 

 

Sementara Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sleman, Novita Krisnaini, menuturkan uji swab di Ponpes ini telah melalui kajian. Pertimbangannya, lingkungan tersebut mayoritas berasal dari wilayah berbeda. Termasuk berasal dari daerah episentrum Covid-19.

 

Menurut Novita, Ponpes Pandanaran memiliki sekitar 300 ustadz. Jumlah sampel yang diambil mencapai 100. Prioritas utama adalah ustadz yang berasal dari luar Kabupaten Sleman. Skema ini berlaku agar bisa mewakili kondisi setiap Ponpes. 

 

“Beberapa pesantren nanti akan kami ambil secara acak. Nanti ada perwakilan. Ke depan juga menyasar kantor-kantor, terutama yang melayani publik, termasuk juga terminal. Sasarannya yang ada risiko terjadinya penularan cukup tinggi,” kata Novita. (eru)