Cemas Menunggu Hasil Rapid Test, Strip Satu Bikin Lega

Cemas Menunggu Hasil Rapid Test, Strip Satu Bikin Lega

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Lobi gedung DPRD DIY di Jalan Malioboro Jumat (18/9/2020) pagi dipenuhi pegawai staf Sekretariat Dewan. Wajah-wajahnya terlihat sedikit agak tegang seperti tidak bisa menyembunyikan perasaan cemas. 

Begitu pula sejumlah jurnalis. Ada yang berkali-kali mengisap rokok sambung menyambung batang demi batang. Sebagian lagi mondar-mondar menunggu giliran namanya dipanggil sesuai nomor urut.

Sejak DPRD DIY resmi mengumumkan empat orang anggotanya terkonfirmasi positif Corona, tiga hari silam, gedung dewan langsung disemprot disinfektan.  Seluruh karyawan maupun mitra dewan termasuk para jurnalis yang setiap hari beraktivitas di gedung wakil rakyat diminta rapid test. 

Rapid test kali ini ditangani Wasis selaku tenaga analis kesehatan RSPAU Hardjolukito Yogyakarta bersama seorang rekannya. Sejak pukul 08:00 hingga 10:00 dua tenaga medis ini bekerja maraton menyuntikkan jarum demi jarum, mengambil darah dari pucuk jari kemudian meneteskannya pada lubang kecil alat rapid test.

Para pegawai, tenaga outsourcing, staf ahli fraksi dan mitra dewan lainnya penuh antusiasme mengikuti tes. Ada pegawai telah rapid beberapa hari silam, ikut lagi. Baginya, tes kali ini sifatnya wajib.

Begitu pula, ada jurnalis yang sehari sebelumnya rapid test mandiri, dengan kerelaan hati ikut lagi. Karena peminatnya melebihi daftar nama yang disusun Sekretariat DPRD DIY, otomatis peserta yang datang belakangan, dalam tanda kutip, tidak kebagian jarum suntik.

Setidaknya hingga penutupan tercatat 76 staf Sekretariat DPRD DIY dari 102 daftar nama, tujuh orang dari tenaga outsourcing dan 13 orang jurnalis, semuanya terlayani.

Sekretaris DPRD DIY, Haryanta, mengatakan rapid test massal ini untuk menunjukkan instansi pemerintahan memberikan contoh memutus mata rantai Covid-19 di lingkungan perkantoran.

Strip satu

Begitu rapid test selesai dan hasilnya secara keseluruhan non-reaktif, semua terlihat lega. “Saya berangkat dari rumah sudah cemas,” ujar Sugiarto.

Wartawan senior yang puluhan tahun merasakan asam garam dunia jurnalistik itu kembali terlihat ceria. Tak hanya dia, hampir semua awak media bersyukur mengetahui hasilnya strip satu.

Pimpinan DPRD DIY Huda Tri Yudiana dan Suharwanta menyampaikan masyarakat perlu memperoleh pengertian yang benar. Mereka yang positif Covid-19 bukanlah aib atau kesalahan. Semua bisa terkena. Corona bisa menimpa siapa saja. Dijadwalkan Senin pekan depan gedung wakil rakyat itu sudah dibuka lagi, disertai penerapan protokol kesehatan yang ketat.


Eko Suwanto. (istimewa)

Respons pemda 

Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, menyatakan berdasarkan hasil kontak tracing terkini yang dilakukan Pemda DIY terdapat 53 kasus baru positif Covid-19. Dengan adanya tambahan itu total kasus positif Corona di provinsi ini menjadi 2.037.

“Penambahan jumlah kasus positif butuh direspons oleh pemda dengan memastikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat tetap optimal,” ujarnya.

Dari data yang dilansir Pemda DIY distribusi 53 kasus baru itu berdasarkan domisili di Kota Yogyakarta 16 kasus, Kabupaten Bantul 5 kasus, Kulonprogo 3 kasus, Gunungkidul nihil dan Sleman 29 kasus.

Distribusi kasus berdasarkan riwayat, dari screening karyawan kesehatan ada 4 kasus, hasil kontak tracing kasus ada 38, perjalanan luar daerah 1 kasus, periksa mandiri 3 kasus dan masih dalam penelusuran ada 7 kasus.

Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih, menjelaskan laporan jumlah kasus sembuh di DIY mengalami penambahan sebanyak 31 kasus. Total yang sembuh saat ini menjadi 1.471 orang.

Sebaran kasus sembuh di DIY berdasarkan domisili, Kota Yogyakarta 7 kasus, Bantul 5 kasus, Kulonprogo nihil, Gunungkidul nihil dan Sleman 19 kasus.

Jumlah total suspek di DIY mencapai 12.134 orang. Dari 12.134 orang itu, 2.037 dinyatakan positif confirm Covid-19 dengan rincian 1.471 sembuh dan 53 meninggal.

Sedangkan untuk kasus aktif saat ini mencapai 513 kasus dengan case recovery rate 72,21 persen dan case fatality rate 2,60 persen.

Berty menambahkan, untuk ketersediaan tempat tidur (TT) di rumah sakit saat ini masih banyak. Pasien positif Covid-19 berstatus orang tanpa gejala (OTG) tidak wajib menjalani isolasi di rumah sakit.

Eko Suwanto menyatakan meski masih cukup tersedia jumlah kamar rawat inap dari 27 rujukan Covid-19 di DIY, manajemen RS harus memastikan pelayanan kesehatan tetap maksimal.

Sistem kesehatan harus terus diperkuat. Pemerintah harus menunjukkan komitmen melindungi dan memberikan jaminan keselamatan dan kesejahteraan bagi dokter, perawat, semua tenaga medis dan tenaga kesehatan di DIY.

“Jangan sampai sistem kesehatan kalah oleh kecepatan penambahan pasien positif. Jika sistem kesehatan kolaps, berbahaya bagi keselamatan pasien positif. Hal lain, kepada masyarakat, ayo terus disiplin jaga sehat, tetap pakai masker bagi yang beraktivitas di luar rumah, rajin cuci tangan pakai sabun, " kata Eko Suwanto. (*)