Catat! Penderita Diabet Justru Harus Makan Enam Kali Sehari

Catat! Penderita Diabet Justru Harus Makan Enam Kali Sehari

KORANBERNAS.ID, JOGJA -- Penderita diabetes melitus (DM) dianjurkan makan enam kali sehari. Lho, serius? Bukankah justru harus mengurangi makan dari porsi biasa?

Serius, karena yang menyampaikan dr Rendy Santosa. Dokter muda lulusan UGM yang kini menjadi resident guna meraih gelar Spesialis Penyakit Dalam di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta ini menyampaikannya di depan para lanjut usia (lansia) Kelurahan Pringgokusuman, Kecamatan Gedongtengen, di Rumah Sehat Lansia (Rusela), Rabu (18/12-2019) pagi.

Menurut dr Rendy, yang terpenting adalah mengatur asupan dan jenis makanannya. Juga jadwalnya. Diantara waktu makan (pagi, siang, sore atau malam), perlu ada snack time. Bisa berujud sayuran, buah-buahan atau makanan lain rendah glukosa. Jadi jumlahnya menjadi enam kali. Ini penting untuk menjaga kadar gula lebih stabil. Tidak turun naik.

Untuk buah-buahan pun harus dipilih yang kadar glukosanya tidak tinggi. "Juga pilih buah yang tidak terlalu matang. Karena buah yang terlalu matang rasanya terlalu manis," katanya. Seyogyanya konsumsi buah yang masih mengkal.

Boleh makan nasi? Boleh! Penderita DM tetap dibolehkan makan nasi, tetapi batasi hanya segenggaman tangan. Banyak penderita yang kemudian ketakutan makan nasi. Perbanyak sayuran, buah dan lauk. Khusus untuk lauk, juga harus selektif. Jika makan telur, makanlah putihnya saja. Bagian kuningnya seyogyanya sedikit saja.

"Padahal itu yang enak ya?" kata dr Rendy. Ini supaya tidak mengganggu kolesterol. Karena DM biasanya menggandeng penyakit lainnya sebagai komplikasinya. Diantaranya tekanan darah tinggi, jantung, ginjal dan lainnya.

Pakai alas kaki

Setiap penderita DM diseyogyakan menggunakan alas kaki. Paling aman sepatu yang empuk sehingga bisa melindungi kaki. Ini penting, karena menurut dr Rendy, penderita DM sering tidak merasa kalau telapak kakinya terluka. Kalau diabet basah, akibatnya luka itu akan membesar dan sulit disembuhkan.

Dokter Rendy juga meluruskan pendapat umum bahwa berjalan tanpa alas kaki di lantai kasar itu refleksi. "Itu tidak betul. Justru akan merugikan kesehatan," katanya.

Menyinggung merebaknya obat-obatan herbal yang ditawarkan lewat online atau radio dengan janji menggiurkan, Rendy berharap jangan cepat tergiur. Ada yang menjanjikan hanya dalam seminggu penyakit sembuh. Padahal DM merupakan penyakit (bisa jadi) seumur hidup. Yang bisa dilakukan adalah mengendalikan dan menstabilisasi kadar gula dalam darah sesuai perhitungan medik.

Dia mengakui, memang banyak jenis tumbuhan yang punya kandungan bisa membantu mengatasi DM. "Tetapi saya tidak merekomendasi, kecuali yang sudah ada penelitian farmakologi dan terbukti berkhasiat. Juga sudah terdaftar pada BPOM Depkes," katanya.

Meskipun demikian dia tetap menyarankan, jangan tinggalkan obat dokter. Obat-obatan herbal itu sifatnya tambahan saja.

Rusela berada di bawah operasional Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Memberikan kesempatan pada para lansia secara bergantian di 14 kecamatan mengikuti penyuluhan kesehatan, dikoordinir oleh Puskesmas. (eru)