Bondo Nekat, Perempuan Ini Meraih Rp 1 Miliar Per Bulan

Bondo Nekat, Perempuan Ini Meraih Rp 1 Miliar Per Bulan

KORANBERNAS.ID, JOGJA -- Mencari rejeki bisa dari mana saja. Yang penting halal, apapun bisa dilakukan. Ini pula yang dilakukan Stefi, wanita 28 tahun asal Kalimantan Barat.

Saat ayahnya sakit dan tak bisa lagi membantunya untuk melanjutkan pendidikan S2 di salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Yogyakarta, wanita kelahiran 27 Januari 1992 ini harus memutar otaknya untuk bisa bertahan hidup. Tinggal jauh dari orang tuanya di Kalimantan Barat, Stefi yang tanpa bekal apa-apa mencoba peruntungan di bidang bisnis.

Dengan bondo nekat atau modal nekat berjualan online demi bisa makan dan bayar kos. Hanya berbekal uang pemberian ayah sebesar Rp 2,5 juta, Stefi nekat jualan tas dan dompet secara online pada 2014 saat bisnis online belum banyak saingannya.

Mengambil bahan dari Cina, Stefi dan adiknya berjuang untuk bisa berjualan meski tak lebih dari 1 sampai 2 produk per harinya. Karena tak punya karyawan, mereka packing dan kirim barang sendiri.

  "Dulu awal-awal jualan, laku satu atau dua barang saja sudah senang sekali karena kami sama sekali nggak punya modal untuk jualan online," ungkap Stefi saat berbincang, Kamis (17/9/2020).

Namun niat dan kerja keras Stefi dan adiknya lima tahun ini terbayar manis. Omzet mereka saat ini mencapai lebih dari Rp 1 Miliar per bulannya.

Dia pun bisa bolak balik ke Cina untuk memproduksi desain produk yang mereka inginkan. Satu perusahaan di Negara Tirai Bambu tersebut bahkan menjadi produsen barang-barang dengan brand sendiri yang diberi nama Jims Honey,

Mereka bahkan punya ribuan reseller dari seluruh Indonesia. Mereka pun mampu menjual tas, dompet, powerbank, jam tangan hingga peralatan makan dengan nama brand tersebut di berbagai marketplace besar.

Mengaku sempat turun omzet pada awal pandemi Covid-19, bisnis online ibu dua anak ini justru saat ini mengalami kenaikan lebih dari 30 persen. Bahkan reseller Stefi yang kebanyakan perempuan mampu berdaya secara ekonomi.

"Akhirnya saya bawa orang tua untuk tinggal bersama di Jogja agar mereka bisa menikmati masa tua mereka dengan bahagia karena keberhasilan yang sudah kami capai," jelasnya.(*)