5.500 Mahasiswa Baru Perebutkan 1.200 Kursi di UPN Veteran Yogyakarta

5.500 Mahasiswa Baru Perebutkan 1.200 Kursi di UPN Veteran Yogyakarta

KORANBERNAS.ID, SLEMAN – Pandemi Covid-19 ternyata tidak menyurutkan minat calon mahasiswa untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Salah satunya di UPN Veteran Yogyakarta (UPNVY). Sebanyak 5.500 orang rela mengikuti Ujian Tulis Berbasis Cetak (UTBC) untuk jalur Seleksi Mandiri 2020/2021 demi memperebutkan 1.200 kursi mahasiswa baru (maba) di kampus setempat, Minggu (30/08/2020).

Guna menghindari penumpukan dan kerumunan pendaftar di UPN Veteran Yogyakarta, ujian serupa juga digelar di Purwokerto dan Semarang.

UTBC digelar dalam empat sesi pada 08.00-10.00 WIB, 09.00-11.00 WIB dan 13.00-15.00 WIB serta pukul 14.00-16.00 WIB.

"Tingkat ketetatan penerimaan mahasiswa baru cukup tinggi meski ditengah pandemi," kata Hendro Wijanarko, Ketua Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) UPNV, di sela ujian.

Menurut Hendro, ujian sengaja tidak hanya dipusatkan di DIY namun luar kota untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 di kota ini. Karenanya kampus berkoordinasi dengan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Tengah (Jateng) untuk menggelar ujian di dua kota di Jateng.

Di Purwokerto, ujian diikuti 340 peserta. Sedangkan di Semarang diikuti 360 peserta.

Dari total peserta, Jurusan Teknik Pertambangan dan Ilmu Komunikasi diminati paling banyak.

"Kalau peserta luar Jogja yang ikut ujian di Jogja sekitar 48 persen. Mereka harus membawa surat sehat dan memenuhi syarat-syarat ujian sesuai protokol kesehatan yang berlaku," lanjutnya.

Dalam ujian kali ini, kapasitas ruang kelas dibatasi dengan memperhatikan jarak aman sesuai aturan physical distancing. Kalau biasanya ruang kelas kapasitas 40–50 orang, maka kali ini hanya diisi 16 peserta ditambah 2 pengawas. Sebelum dan sesudah ujian, ruangan dan fasilitas dilakukan penyemprotan disinfektan.

"Kami sediakan 4 dokter dan 12 tenaga medis, termasuk koordinasi dengan gugus tugas Covid-19 dan pihak keamanan," ujarnya.

Untuk materi ujian, UTBC pada tahun ini hanya berupa Tes Potensi Skolastik (TPS). TPS mengukur kemampuan kognitif, yaitu kemampuan penalaran dan pemahaman umum yang penting untuk keberhasilan di sekolah formal, khususnya pendidikan tinggi.

"Biaya pendaftarannya pun juga tidak sebesar tahun lalu karena semua orang terdampak pandemi sehingga kami tidak ingin memberatkan anak-anak yang ingin belajar," pungkasnya. (eru)